REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Masyarakat Indonesia di Swiss merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah melalui silaturahmi virtual, karena masih adanya pembatasan perkumpulan massa yang ditetapkan Pemerintah Federal Swiss sampai dengan awal Juni.
Pensosbud KBRI Bern dalam keterangan persnya Senin (25/5) mengatakan bahwa silaturahmi Idul Fitri 144 Hijriah untuk warga Indonesia di Swiss dan Liechtenstein dilakukan oleh BRI Bernyang bekerjasama denganPerwakilan Tetap RI di Jenewa, Swiss, serta kelompok pengajian yaitu Percikan Iman di Zurich, Nurul Iman di Jenewa, serta Indonesische Islamiche Kultur Verein (IIKV) di Bern.
Kegiatan silaturahmi virtual ini menandai akhir bulan Ramadan, yang sebelumnya juga dilakukan secara virtual. Warga Indonesia yang biasanya mengadakan buka bersama, kini beralih dengan menggunakan aplikasi tele-conference.
Kondisi ini tentu saja tidak membuat masyarakat Indonesia menyerah, terbukti dari kajian daring secara rutin diadakan kelompok-kelompok pengajian yang tersebar di seluruh Swiss.
Dalam situasi yang sangat spesial ini, masyarakat harus menerima dengan penuh sabar dan lapang dada. Selayaknya hidup di negara jauh, tentu saja silaturahmi tidak langsung ini memberikan kesan yang berbeda, dan tetap bermakna.
Dubes Indonesia di Bern, Muliaman D. Hadad, mengatakan apapun latar belakangnya, warga Indonesia harus tetap sabar, dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat.
Sementara itu Wakil Tetap RI Jenewa, Hasan Kleib, mengamini adanya berkah waktu selama melaksanakan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri di rumah. Banyaknya waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan keluarga.
Walaupun dilakukan secara virtual, masyarakat Indonesia tetap bersemangat untuk membagikan berkah yang didapatkan selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Semuanya sepakat isolasi membuat mereka menjadi lebih dekat dengan keluarga dan memperkuat ibadah, sambil berdoa agar situasi menjadi lebih baik di masa datang.