Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Uber Technologies Inc akan memangkas sekitar 600 pekerjaan di India sebagai bagian dari rencananya untuk memotong 23% dari tenaga kerja globalnya. Lockdown di India disebut Uber mengakibatkan banyak bisnis tumbang.
"Dampak Covid-19 dan sifat pemulihan yang tidak terduga membuat Uber India-Asia Selatan tidak punya pilihan selain mengurangi ukuran tenaga kerjanya," kata Presiden Uber India dan Asia Selatan Pradeep Parameswaran dikutip dari Reuters, Selasa (26/5/2020).
Uber tidak mengatakan berapa banyak pekerja yang dipekerjakan di India, tetapi sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan mempekerjakan sekitar 2.400-2.500 karyawan sebelum PHK pada Selasa diumumkan.
Baca Juga: Habis PHK Ribuan Karyawan, Aplikasi Pemesanan Makanan Online Ini Terima Kucuran Dana Jutaan Dolar
Pekan lalu, Uber mengatakan akan fokus pada bisnis intinya, antar jemput dan pengiriman makanan, dan memangkas jumlah staf lebih dari sepertiga secara global dalam upaya mencari untung melawan pandemi virus corona.
Saingan Uber di India, Ola, yang didukung SoftBank Group, mengatakan pekan lalu akan memangkas sekitar 1.400 pekerjaan karena lockdown menurunkan pendapatan sebesar 95% dalam beberapa bulan terakhir.
Baik bisnis Ola dan Uber terhenti pada akhir Maret ketika India memberlakukan lockdown di seluruh negeri untuk menahan penyebaran virus. Pemerintah sejak itu mencabut beberapa batasan, tetapi perusahaan menghadapi tantangan karena permintaan layanan mereka telah menurun.