Ahad 31 May 2020 19:24 WIB

HUT Surabaya, PDIP: Semangat Perjuangan Hadapi Covid-19

HUT Surabaya, PDIP: Semangat Perjuangan Hadapi Covid-19

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
HUT Surabaya, PDIP: Semangat Perjuangan Hadapi Covid-19
HUT Surabaya, PDIP: Semangat Perjuangan Hadapi Covid-19

jatimnow.com – Tepat 31 Mei 2020, Kota Surabaya memasuki usia yang ke-727. DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya mendorong, sejarah perjuangan Kota Pahlawan bisa dibumikan dalam kerja gotong royong untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"Surabaya adalah dapur perjuangan bangsa, dapur nasionalisme. Pemimpin dan rakyatnya selalu total kalau berjuang. Tepat di momentum Hari Jadi Kota Surabaya 31 Mei, spirit perjuangan itu perlu terus digelorakan untuk menghadapi Pandemi Covid-19," ujar Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono, Sabtu (31/5/2020).

Ia mengatakan, 727 tahun Surabaya adalah perjalanan penuh semangat perjuangan. Sejarah Surabaya diwarnai dengan berbagai peristiwa penting yang berkontribusi dalam perjuangan bangsa Indonesia.

Perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, kini Hotel Majapahit, menjadi penanda keberanian arek-arek Suroboyo dalam melawan kolonialisme.

Adi juga mencontohkan bagaimana Brigadir Jenderal Mallaby, komandan pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia, bisa ditumbangkan dalam peristiwa 30 Oktober 1945 di Surabaya.

Kalimas Surabaya (foto dokumen)

Ini yang kemudian memicu pertempuran besar pada 10 November 1945, yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pahlawan.

"Heroisme rakyat Surabaya sudah tak diragukan lagi. Berkali-kali peluru menyerbu, berkali-kali pula rakyat Surabaya tak kenal gentar sedikit pun. Berulang kali tantangan datang, berulang kali pula rakyat Surabaya bisa melewatinya," kata Adi yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya.

Di Surabaya pula, sambung Adi, nasionalisme Indonesia digerakkan. Surabaya disebut Adi sebagai dapur nasionalisme.

Di kota inilah, Presiden Sukarno dilahirkan pada 6 Juni 1901, saat fajar menyingsing dan abad berganti.

Di Surabaya pula, Bung Karno menghabiskan masa mudanya dengan belajar di tempat tokoh Islam yang sangat tersohor saat itu, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, di kawasan Peneleh.

Perayaan Surabaya Vaganza (foto dokumen)

Bung Karno terlibat dalam penggodokan pemikiran yang progresif bersama sejumlah tokoh bangsa lain yang juga 'ngenger' ke HOS Tjokroaminoto yang merupakan pendiri Sarekat Islam.

"Di sanalah cikal-bakal pemikiran nasionalisme Bung Karno dibentuk. Di sanalah Bung Karno mulai menulis gagasannya tentang Indonesia Raya," ujar Adi.

Dengan semangat perjuangan dan penuh nilai-nilai kepahlawanan, lanjut Adi, Surabaya tumbuh menjadi kota yang terus berkembang serta menjunjung tinggi toleransi.

"Sejak era Wali Kota Pak Bambang DH hingga Bu Risma, Surabaya terus bergeliat maju lewat kerja konkrit yang sudah dirasakan masyarakat. Dan kini, kita yakin Surabaya dan Indonesia bisa melewati Pandemi Covid-19 dengan baik," kata Adi.

"Numpak taksi nang Joyoboyo, terus ngalor molih nang deso. Dino iki hari jadi Suroboyo, mugo rakyate tetep joyo lan sentoso (Naik taksi ke Joyoboyo, terus ke arah utara pulang ke desa. Hari ini hari jadi Surabaya, semoga rakyatnta tetap jaya dan sentosa)," pungkas Adi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement