REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Faozan Amar, Sekretaris LDK PP Muhammadiyah dan Dosen FEB UHAMKA
Hari ini 75 tahun yang lalu, tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), Soekarno memberikan gagasan pondasi Indonesia merdeka dengan landasan Pancasila. Isinya ialah : kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan.
“Bilangan lima itu, saya boleh peras sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah ‘perasan’ yang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan sosio-nationalisme”, ujar Soekarno..
Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek-economische demokratie, yaitu politieke demokrasi dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan, saya peraskan pula menjadi satu: inilah yang dulu saya namakan socio-democratie. Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain. Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: sosio-nationalisme, sosio-demokratie, dan ketuhanan.