REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Bosowa Bina Insani menghelat Open House secara online yang dilaksanakan secara live melalui aplikasi Zoom pada pada Sabtu (30/5). Kegiatan yang mengusung tema “Era Baru Pendidikan Bosowa School di Era Digital Dalam Konsep Merdeka Belajar” ini mengajak masyarakat untuk berdiskusi dan mengenal semua unit Sekolah Bosowa Bina Insani secara virtual.
Open House ini diikuti oleh lebih dari 100 orang peserta. Mereka terdiri dari guru, pengurus PABBI (Parents Association Bosowa Bina Insani), orang tua dan calon orang tua siswa.
Siaran pers Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) yang diterima Republika.co.id menyebutkan, Open House Online itu menampilkan pembicara antara lain Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin; Vice Director Academic Development Bosowa School, Eko Arianto; seluruh kepala sekolah (KB-TK, SD, SMP dan SMA) Bosowa Bina Insani; dan kepala Residen Bosowa Bina Insani.
Pada kesempatan tersebut, Fahrudin menyampaikan bahwa saat ini Dinas Pendidikan Kota Bogor sedang fokus persiapan kegiatan kelulusan siswa, fokus pada proses pengolahan nilai untuk kenaikan kelas, menyiapkan proses Penerimaan Siswa Baru serta menyiapkan “new normal” apabila sekolah kembali aktif. Kota Bogor memutuskan belajar di rumah sampai dengan 19 Juni 2020 setelah itu libur akhir tahun sampai 12 Juli 2020 dan masuk tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli 2020.
“Dinas pendidikan sedang mempersiapkan apabila sekolah kembali aktif yaitu membuat standar protokol kesehatan, memetakan kondisi nyata di sekolah agar sesuai dengan standar kesehatan covid 19, membuat rekayasa tentang kegiatan di sekolah bagaimana standar kesehatan warga sekolah, jumlah siswa yang masuk sekolah, jaga jarak, cuci tangan dan membawa bekal dari rumah. Dinas pendidikan tidak terburu-buru memutuskan untuk kapan mulai tahun ajaran baru,’ kata Fahruddin.
Terkait merdeka belajar, menurut Fahrudin, tidak semua anak diciptakan Allah pintar Matematika, atau IPA. Namun, semua anak diciptakan istimewa dengan bakat masing-masing. Dengan merdeka belajar, anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
“Dan ini menuntut guru-guru yang profesional yang paham mengenai kebutuhan anak. Guru dituntut untuk inovasi dan kreatif. Belajar bukan hanya di kelas, bisa di mana saja dan membuat belajar menjadi menyenangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Eko Arianto mengemukakan, terkait merdeka belajar, Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) pada dasarnya sudah menerapkan sejak tahun 2018 dalam proses pendidikan. Yaitu, dengan membuat invonasi pada visi dan misi SBBI. Dengan payung Alquran dan Hadits, SBBI menerapkan pendidikan yang terintegrasi dengan pendekatan kontruktivisme seperti halnya lego atau balok, jadi menyusunnya tiap unit demi unit.
Kemudian, Eko menambahkan, SBBI juga mengembangkan profil pembelajar dengan mengacu kepada “Multiple Intelegence” dan “7 Essential Life Skills” bahwa tidak semua siswa harus mengusai semua bidang. Siswa dikembangkan berdasarkan kemampuan dan keterampilan masing-masing. “Ini menjadi bukti SBBI merupakan sekolah yang berkarakter,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, kata Eko, SBBI menggabungkan Kurikulum Nasional dengan kurikulum Cambridge ditambah dengan pengembangan 5 ranah yaitu Afeksi, Kognisi, Psikomotorik, Bahasa dan sosial. “Kelima ranah ini akan diimplementasikan secara bertahap mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Dan SBBI juga memberikan pilihan bagi orang tua siswa yaitu Sekolah Berasrama atau Sekolah Fullday,” papar Eko Arianto.
Pada diskusi ini masing-masing kepala sekolah juga menjelaskan bagaimana penerapan merdeka belajar di tiap unit. Di samping itu juga dijelaskan media digital apa yang dipilih dalam tiap unit dalam masa pandemi Covid 19. Di antaranya adalah Zoom, Youtube, Whatsapp. Di samping itu juga Bosowa School juga sedang menyiapkan aplikasi pembelajaran digital yaitu LMS (Learning Management System). Pada sesi akhir diskusi ini ditutup dengan tanya jawab.