REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum jamu di masa normal baru, mengapa tidak? Mengingat khasiatnya yang beragam mulai dari menguatkan sistem kekebalan tubuh hingga mengurangi peradangan dan kadar lemak tubuh. Lalu kapan sebaiknya Anda mengosumsinya?
"Setiap hari, boleh 2-3 kali sehari sebelum makan," ujar Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, Kamis (4/6).
Ada berbagai racikan jamu yang bisa menjadi pilihan Anda, antara lain kunyit asam, beras kencur ditambah lemon, sambiloto bagi yang toleran dengan cita rasa pahit, jahe ataupun empon-empon. Hanya saja, menurut Tania, untuk mereka yang memiliki keluhan semisal di lambung, sebaiknya meminum jamu setelah makan.
"Kalau ada keluhan nyeri lambung ya sebaiknya minuman-minuman jamu atau herbal tersebut diminum sesudah makan ya, kecuali misalnya dia tidak ada keluhan lambung bisa diminum duluan minuman jamu herbalnya sebelum makan," tutur dia.
Bagi Anda yang kadar kolesterol jahat dalam darahnya tinggi, konsumsi jamu disarankan untuk menurunkan kadar LDL. Jenis jamunya bisa terserah Anda. "Karena hampir semua jamu-jamu itu menurunkan kadar kolesterol LDL," tutur Tania.
Seperti dikutip dari laman Litbang Kemenkes, jahe bisa mengurangi pegal-pegal, mencegah mual dan perut kembung. Sementara pegagan bermanfaat sebagai imunodobulator pada penyakit yang membutuhkan pertahanan sistem imun seluler maupun humoral.
Kandungan senyawa gliksida triterpenoid dan asiaticoside mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan daya tubuh non-spesifik. Di sisi lain, temulawak juga dikenal baik untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Herbal ini memiliki kandungan senyawa kimia yang terdapat pada rimpangnya, seperti tumerol, lalu minyak asitri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol dan kurkuminoid. Kurkuminoid bermanfaat menetralkan racun, menghilangkan nyeri, antibakteri, mencegah pelemakan dalam sel-sel hati dan antioksidan.