Jumat 05 Jun 2020 10:34 WIB

TNI dan Polisi Perkuat Tim Covid-19 Hunter Jatim

Tingginya angka OTG menjadi alasan utama pembentukan tim Covid-19 Hunter

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Warga melihat peta peyebaran kasus COVID-19 melalui ponsel pada laman radarcovid19.jatimprov
Foto: Antara/Moch Asim
Warga melihat peta peyebaran kasus COVID-19 melalui ponsel pada laman radarcovid19.jatimprov

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerjunkan tim Covid-19 Hunter yang diperkuat TNI dan Polri ke sejumlah daerah yang memiliki jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di atas 52 persen. Daerah yang dimaksud adalah Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan, Kabupaten Madiun, Jember, dan Kabupaten Probolinggo.

Meski jumlah ODP, PDP, dan OTG di Surabaya tinggi, namun Kota Pahlawan tidak masuk daftar. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Surabaya tidak masuk daftar karena sudah dilakukan tes massal oleh Pemkot dan BIN. Khofifah menegaskan, tim Covid-19 Hunter yang dibentuk bersama kepolisian dan TNI itu nantinya bakal melakukan tes massal dengan polymerase chain reaction (PCR), dan tes cepat molekuler (TCM).

"Tim Covid-19 Hunter mulai bergerak. Kira-kira tim ini bisa di lapangan 4-5 hari sehingga orang-orang yang terkonfirmasi OTG, ODP, dab PDP sampai tim ini selesai bekerja sudah terkonfirmasi mereka selesai mengikuti rapid test. Dan yang reaktif sudah selesai mengikuti swab test," ujar Khofifah di Surabaya, Jumat (5/6).

Tim Covid-19 Hunter, kata Khofifah, sudah mengantongi nama-nama orang yang masuk kategori OTG, ODP, dan PDP. Data tersebut diperoleh dari hasil koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/ kota. Seluruhnya telah dijadwalkan untuk tes harian.

Khofifah mengatakan, tingginya angka OTG menjadi alasan utama pembentukan tim Covid-19 Hunter. Apalagi potensi OTG saat ini untuk menularkan virus SARS CoV-2 itu mencapai sekitar 35 persen. "Saya ambil contoh misalnya Bangkalan, Bangkalan ini tercatat PDP nya 34, tetapi OTG nya sudah 708 jadi artinya bahwa OTG yang tinggi jika tidak segera dirapid test, kalau reaktif tidak segera diswab, maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier, nah ini juga terjadi di Tulungagung," kata Khofifah.

Khofifah menjabarkan, tim ini terdiri dari satu dokter, analis, dan perawat. Mereka menyediakan rapid test, Vira Transport Medium (VTM) dan cartridgenya. Dokter yang ditugaskan dari provinsi ini akan membantu tim kesehatan dari daerah. Sebab, petugas pengambil swab disiapkan dari kabupaten/ kota. 

Khofifah berharap tim ini dapat membantu menghentikan penyebaran Covid-19 di Jatim. Ia pun menekankan perlunya dukungan dari Bupati di daerah-daerah tersebut. Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso mengatakan, tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing. Karena itu Kohar mengingatkan masyarakat tidak kaget bila nanti terjadi lonjakan jumlah pasien. "Dengan semakin banyaknya terdeteksi oleh Tim Covid-19 Hunter, maka akan diketahui titik mana yang perlu dilakukan isolasi lebih mantap," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement