REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat mobil Jepang, Toyota, merangkul lima perusahaan otomotif China dalam kerja sama pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen (Fuel Cell R&D/FCRD). Kerja sama itu akan berwujud joint venture yang berpusat di Beijing dengan para mitra, antara lainFAW Group, Dongfeng Motor (DFM), Beijing Automotive (BAIC), Guangzhou Automobile (GAC) dan Beijing SinoHytec.
Toyota akan menjadi pemegang saham utama sebesar 65 persen dengan nilai investasi mencapai 46 juta dolar AS (Rp 644,5 miliar). Adapun komposisi saham yang akan dimiliki para mitra antara lain SinoHytec 15 persen, FAW 5 persen, DFM 5 persen, GAC GROUP 5 persen, and BAIC GROUP 5 persen.
"FCRD mendukung FCEV untuk menciptakan mobilitas masyarakat berbasis hidrogen di China, dan dengan mempromosikan dan mengembangkan FCEV yang berkontribusi memecahkan masalah lingkungan termasuk mengurangi emisi CO2 serta polusi udara, dan memfasilitasi mobilitas yang lebih baik bagi masyarakat China," kata Toyota dilansir laman resmi perusahaan, dikutip Ahad (7/6).
Wakil Presiden FAW, Wang Guoqiang, menyatakan FAW ingin memajukan teknologi bahan bakar hidrogen dan berkolaborasi dengan mitra yang mau berbagi visi guna menciptakan hubungan saling menguntungkan dengan semua pemangku kepentingan, sesuai prinsip pelestarian lingkungan global. Sedangkan Pimpinan Ketua SinoHytec, Zhang Guoqiang, menyebutkan China memiliki banyak sumber daya energi yang dapat dikonversi menjadi hidrogen dan dengan pasar yang besar.