REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diproyeksikan masih berpeluang menguat seiring pembukaan kembali kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Pada Selasa (9/6), rupiah sempat melemah tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp 13.888 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.885 per dolar AS. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah sedikit melemah kemarin terhadap dolar AS tapi belum menghilangkan potensi penguatan hari ini.
"Sentimen positif terkait pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi masih membayangi pergerakan harga aset berisiko," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (9/6).
Pada Senin (8/6), lanjut Ariston, bursa saham global menguat karena sentimen positif tersebut. Menurut Ariston, pasar berekspektasi ekonomi akan segera pulih dengan pembukaan ekonomi. Data tenaga kerja AS yang positif Jumat (5/6) lalu menjadi salah satu bukti awal.
"Apalagi perekonomian saat ini juga masih didukung oleh stimulus bank sentral dan pemerintahan," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp 13.700 per dolar AS dan potensi resisten Rp 14 ribu per dolar AS. Pada Senin (8/6) lalu rupiah melemah tujuh poin atau 0,05 persen menjadi Rp 13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.878 per dolar AS.