Rabu 10 Jun 2020 17:43 WIB

Daerah yang Ekonominya Terpukul Boleh Buka Sektor Prioritas

Aktivitas ekonomi prioritas boleh buka dengan protokol kesehatan ketat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Warga dengan masker memilih sayuran di pasar tradisional Pondok Labu, Jakarta, Ahad (7/6. Daerah zona merah yang ekonominya sangat terpukul, diberi izin untuk membuka sejumlah sektor usaha prioritas.
Foto: ANTARA/RENO ESNIR
Warga dengan masker memilih sayuran di pasar tradisional Pondok Labu, Jakarta, Ahad (7/6. Daerah zona merah yang ekonominya sangat terpukul, diberi izin untuk membuka sejumlah sektor usaha prioritas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak ekonomi ternyata menjadi landasan penting dalam kebijakan pembukaan sektor usaha di sejumlah daerah. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberi gambaran, daerah zona merah yang ekonominya tidak banyak terdampak, akan direkomendasikan untuk menutup sementara kegiatan ekonominya.

Sebaliknya, daerah zona merah yang ekonominya sangat terpukul, diberi izin untuk membuka sejumlah sektor usaha prioritas. Artinya, izin pembukaan aktivitas ekonomi diberikan kendati status suatu daerah masih zona merah penularan Covid-19. Syaratnya, seluruh kegiatan tetap terikat pada protokol kesehatan yang ketat.

"Daerahnya merah yang dampak ekonominya rendah, sebaiknya ditutup sementara. Sedangkan apabila dampak ekonominya tinggi meskipun daerahnya merah, bisa dibuka untuk sektor-sektor yang esensial asal tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat," jelas Wiku saat memberikan paparan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (10/6).

Hal yang sama juga berlaku untuk daerah zona hijau atau daerah yang nihil kasus Covid-19. Daerah ini diberi izin untuk menjalankan kegiatan ekonomi, namun tetap dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.

Wiku menyampaikan, kebijakan pemerintah harus paralel antara upaya menjaga masyarakat agar aman Covid-19 dan bisa produktif. Caranya, dengan menjalankan protokol kesehatan berupa penggunaan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

"Supaya tidak terpapar oleh covid-19 dan supaya tidak terkapar oleh PHK, dua hal ini harus berjalan paralel. Setiap daerah karena karaketristiknya beda-beda memperhatikan risikonya. Dan pemulihan sektor ekonominya sesuai dengan kondisi yang ada di daerah," katanya.

Selain itu, pembukaan ekonomi di sebuah daerah juga memperhatikan indikator lain seperti aspek ketenagakerjaan dan proporsi produk domestik regional bruto (PDRB). Pemerintah, sebisa mungkin mengambil kebijakan yang risikonya rendah dan dampak ekonominya juga rendah.

"Apabila beberapa daerah tertentu memiliki kemampuan pengendalian yang baik mungkin bisa sampai sedikit ke tengah dengan risiko medium dan dampaknya medium. Sektor ekonomi yang sudah dibuka tahap awal, bila kinerjanya baik dan terkendali kita bisa membuka sektor selanjutnya," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement