REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengatakan pihaknya kemungkinan besar akan membuka sekolah pada pertengahan Juli 2020 ini. Pada bulan Juli menurut Irwan sudah memasuki tahun ajaran baru 2020-2021. "Sekolah untuk SMA dan SMK 13 Juli baru dibuka," kata Irwan Prayitno di Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (10/6).
SMA dan SMK merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Pemprov. Sementara TK, SD dan SMP sederajat di bawah pemerintah kabupaten dan kota.
Irwan menyebut pihaknya masih mengkaji dan mematangkan untuk skema pendidikan TK, SD dan SMP sederajat bersama bupati wali kota dan kepala dinas pendidikan kabupaten kota. Terutama untuk TK dan SD para murid masih belum terlalu patuh dan paham esensi menggunakan masker dan menjaga jarak. Beda dengan SMP dan SMA yang sudah mulai dapat diberikan pemahaman akan bahaya virus corona.
Irwan mengaku melihat di berbagai negara luar ketika sudah lock down selesai dan sekolah dibuka kembali, malahan meledak kasus baru gelombang kedua. Irwan tak mau hal itu terjadi di Sumatra Barat.
"Untuk keputusan yang lebih lanjut dibukanya sekolah pada hari Senin (15/6) besok dirapatkan lagi dengan kabupaten dan kota akan memutuskan bagaimana tindak lanjutnya terkait dibukanya sekolah" ucap Irwan.
Irwan menyebut begitu sekolah sudah dimulai kembali dengan tatap muka di masa new normal, maka harus tetap mengikuti protokol covid. Mulai anak berangkat ke sekolah, sampai di sekolah bertemu guru dan semua tenaga tata usaha semuanya dinyatakan bebas dari covid.
Tapi sekolah tatap muka ini menurut Irwan hanya akan dibuka di wilayah hijau. Memang saat ini dri 19 kabupaten dan kota di Sumbar tidak ada lagi zona hijau. Zona hijau yang dimaksudkan Gubernur Sumbar adalah wilayah yang sudah tidak ada lagi pertumbuhan kasus baru positif covid-19.
Penentuan sebuah zona atau wilayah sudah hijau atau belum, menurut Irwan akan diputuskan sebelum tahun ajaran baru 2020-2021 dimulai. Bagi zona atau wilayah yang masih ada pertumbuhan kasus positif corona baru atau zona merah atau kuning, sekolah masih dengan cara daring atau tanpa tatap muka.
Irwan membeberkan sekolah tatap muka yang dibuka lagi di zona hijau akan diatur teknis jumlah jam belajar hingga penyedian fasilitas protokol covid. "Kalau sudah dinyatakan daerahnya zona hijau, keadaan kelas tetap dibatasi isinya mungkin setengah, lalu ada wastafel untuk cuci tangan, setiap masuk kelas pakai masker waktu belajarnya dipersingkat mulai tiga hingga empat jam dengan dibuat sistem shift. Untuk prosesnya, datang ke sekolah hanya untuk belajar saja, selesai langsung pulang, tidak ada istilah keluar main, termasuk praktek tambahan," kata Irwan menambahkan.