Kamis 11 Jun 2020 21:41 WIB

Menteri PPPA Ingatkan Pesantren Harus Perhatikan Hal-Hal Ini

Pesantren bukan hanya di zona hijau, tetapi juga kasus Covid-19 turun selama 2 pekan.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Tenaga medis membenahi alat pelindung diri (APD) COVID-19 sebelum melaksanakan rapid test terhadap santri pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah di Aceh Besar, Aceh, Kamis (11/6/2020). Gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 terus berupaya memenuhi kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan di rumah sakit umum hingga puskermas agar pencegahan penularan dapat teratasi dan penanganan pasien dapat lebih maksimal
Foto: ANTARA/IRWANSYAH PUTRA
Tenaga medis membenahi alat pelindung diri (APD) COVID-19 sebelum melaksanakan rapid test terhadap santri pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah di Aceh Besar, Aceh, Kamis (11/6/2020). Gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 terus berupaya memenuhi kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan di rumah sakit umum hingga puskermas agar pencegahan penularan dapat teratasi dan penanganan pasien dapat lebih maksimal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menjelaskan beberapa hal harus diperhatikan dalam pembukaan kembali pesantren. Hal ini harus dipenuhi agar anak yang belajar di pesantren terjaga kesehatannya dan aman dari Covid-19. 

Pertama, harus diperhatikan jumlah kasus Covid-19 turun terus minimal selama dua pekan. "Jumlah kasus turun secara signifikan, dan kawasan pesantren adalah zona hijau," kata Bintang, dalam Rakornas Daring Kesiapan Pesantren dan Satuan Pendidikan Keagamaan Berbasis Asrama dalam Penerapan New Normal, Kamis (11/6). 

Baca Juga

Selanjutnya, ia mengatakan, anak harus disiapkan ketika kembali lagi ke pesantren atau asrama. Orang tua khususnya harus memastikan bahwa anak mendapatkan perlindungan terhadap dirinya sendiri sebelum mereka kembali ke pesantren. 

Tidak hanya dari anak, ia menambahkan, pesantren harus siap. Bintang mengatakan, perlindungan di pesantren mencakup sejak anak keluar rumah menuju pesantren, selama mereka belajar, hingga kembali pulang ke rumah. 

"Nah, protokol setiap tahapan tersebut harus dibuat rinci dan mudah dimengerti oleh semua warga pesantren. Protokol kesehatan di pesantren harus benar-benar disipakan dan diawasi dengan ketat," kata Bintang. 

Ia mengatakan peran wali santri di pesantren menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan anak. Sebab, mereka berperan sebagai pengganti orang tua dan harus lebih ketat dengan anak yang berada di lingkungan pesantren. 

"Harapan saya, semoga setiap kegiatan yang berjalan di lingkungan pesantren, baik itu proses kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan anjuran pemerintah dengan tetap memprioritaskan kepetningan anak," kata dia menegaskan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement