REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MRT Jakarta akan mengembangkan model bisnis yang pada saat normal baru. MRT Jakarta akan menyediakan layanan ruang kerja bersama (coworking space) untuk mendongkrak pendapatan bisnis pada era normal baru.
"Coworking space ini kita sedang upayakan untuk beberapa ruangan di stasiun kita. Nanti ruangan itu bisa dipakai untuk bekerja, nanti bisa ada juga fasilitas video konferensi. Ini juga bisa untuk tempat rapat,' kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan lewat diskusi virtual, Kamis (11/6).
Ia menegaskan ide mendapatkan pendapatan yang bukan dari penjualan tiket dengan menyediakan ruang kerja berbasis komunitas itu baru akan direalisasikan saat memasuki normal baru. "Tentu coworking space itu baru kita terapkan pada fase normal baru ya. Kalau di fase ini masih fase PSBB, tidak mungkin," kata William.
William mengatakan saat ini progres tempat kerja dengan prinsip berbagi yang sedang naik daun itu dalam proses survei lokasi oleh tim MRT Jakarta. "Saat ini masih PSBB transisi, tidak mungkin akan dibuka dalam waktu dekat. Kita saat ini baru mulai menyiapkan dan sedang survei (lokasi)," ujar William.
Selain itu, katanya, akan ada kolaborasi dengan perusahaan rintisan lokal untuk mengembangkan produk yang berguna untuk komersial di kawasan-kawasan sekitar lokasi MRT. Pada era normal baru, MRT Jakarta akan mengubah model bisnisnya yang sebelumnya hanya berbasis pada pendapatan penjualan tiket, akan merambah ke pendapatan dari nonpenjualan tiket.
William tidak merinci berapa posisi pendapatan MRTJakarta, baik sebelum adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena adanya pandemi Covid-19, maupun sebelumnya.