Jumat 12 Jun 2020 20:12 WIB

Covid-19 Depok: 634 Positif, 365 Sembuh

Gugus Tugas Jabodetabek menyebut kurva kasus Covid-19 di Depok semakin melandai.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jumlah kasus positif Covid-19 dan pasien sembuh masih terus bertambah di Depok, Jawa Barat. Wali Kota Depok Mohammad Idris mengingatkan agar kewaspadaan tetap ditingkatkan.

Berdasarkan data yang dirilis Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jumat (12/6), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sembilan orang jadi total 634 orang.

"Adapun pasien positif Covid-19 sembuh bertambah enam orang hingga totalnya menjadi 365 orang. Pasien meninggal dunia, total 32 orang," ujar Idris dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/6).

Untuk sebaran Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 1.951 orang, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 3.860 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 1.475 orang. "Trennya kasusnya sangat dinamis, namun kecenderungan menurun. Tapi kewaspadaan tetap ditingkatkan," terang Idris.

Liaison Officer (LO) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Gugus Tugas Jabodetabek Mayjen TNI (Purn) Afanti S. Uloli mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 di Kota Depok terus mengalami penurunan. Itu, kata dia, terlihat dari laju kurva kasus Covid-19 yang semakin melandai.

"Selama kami melakukan monitoring ke beberapa wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, kami nilai Kota Depok menunjukan kurva yang terus melandai. Meskipun pernah melonjak, tetapi hanya sesaat," tutur Afanti usai melakukan monitoring dan evaluasi ke Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Kamis (11/6).

Menurut Afanti Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok cukup kooperatif dalam memberikan data secara real time. Dengan begitu, imbuhnya, koordinasi yang terus dibangun ini bisa menciptakan kerja sama untuk memerangi Covid-19, khususnya di wilayah perbatasan.

"Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional akan terus kami monitor untuk melihat sejauh apa keefektifannya. Karena ini menentukan kesiapan Pemkot Depok menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)," jelas Afanti.

Pihaknya, lanjut Afanti meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok untuk terus memantau aktivitas masyarakat. Mengingat, saat ini telah diterapkan PSBB Proporsional.

"Yang kami khawatirkan yaitu sentra-sentra stasiun kota, terminal angkutan umum dan fasilitas umum lainnya. Untuk itu perlu adanya pengawasan dari Gugus Tugas Tingkat Kota. Adaptasi bukan berarti menyerah, tapi mari kita ubah perilaku yang disesuaikan dengan protokol kesehatan menghadapi Covid-19," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement