Ahad 14 Jun 2020 23:24 WIB

Venezuela Minta AS Segera Bebaskan Alex Shaab

Penangkapan Shaab diduga untuk memperburuk perekonomian Venezuela.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Nicolas Maduro
Foto: EPA-EFE/Miguel Gutierrez
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Venezuela meminta pengusaha yang ditahan Amerika Serikat (AS) di Tanjung Verde segera dibebaskan. Alex Shaab pengusaha yang didakwa atas pasal korupsi dikenal dekat dengan Pemerintah Venezuela.

Pada Ahad (14/6) negara Amerika Latin itu mengatakan bahwa penangkapan Saab adalah tindakan ilegal pemerintahan Donald Trump untuk mempersulit perekonomian Venezuela. Penangkapan Saab pada Jumat (12/6) itu menjadi pukulan keras bagi pemerintahan Nicolas Maduro.

Pemerintah AS yakin Saab memiliki banyak rahasia penting tentang bagaimana Maduro, keluarganya dan orang-orang terdekatnya mengambil jutaan dolar AS dari kontrak-kontrak pemerintah. Sementara banyak rakyat di negara kaya minyak itu kelaparan karena inflasi dan sanksi AS.

Belum diketahui bagaimana pihak berwenang AS yang sudah lama mengincar pengusaha Kolombia itu selama bertahun-tahun berhasil menangkapnya. Baik Departemen Kehakiman maupun pengacara Saab, Maria Dominguez menolak untuk berkomentar.

Orang yang mengetahui situasi penangkapan pengusaha 48 tahun itu mengatakan Saab ditangkap di negara yang terletak di rantai kepulauan di Samudra Atlantik Utara ketika pesawatnya mengisi bahan bakar untuk terbang ke Teheran. Diduga Saab akan menegosiasikan pertukaran emas Venezuela dengan bensin Iran.

Orang yang mengungkapkan hal ini tidak menyebutkan namanya karena tidak memiliki wewenang menyampaikan informasi ini ke publik.  Data pelacak pesawat menunjukkan pesawat yang ditumpangi Saab berangkat dari Caracas, Venezuela.

Sementara itu pesawat milik Presidential Aviation (PA) sudah berada Tanjung Verde untuk melakukan penerbangan menuju bandara pribadi Opa Locka, Miami, AS. PA kontraktor pemerintah AS yang sebelumnya dimiliki perusahaan keamanan Blackwater.   

Pemerintah Venezuela mengkritik keras penangkapan Saab tersebut. Mereka mengatakan Saab melakukan perjalanan dengan menggunakan paspor Venezuela dan sedang melakukan 'misi kemanusiaan' untuk membeli makanan dan peralatan medis.

Dalam pernyataannya pemerintah Venezuela mengatakan Interpol baru diberitahu tentang tentang penangkapan tersebut satu hari setelah penangkapan dilakukan. Menurut Venezuela hal itu melanggar norma-norma internasional dan mengabaikan imunitas diplomatik Saab sebagai 'agen negara berdaulat'.

Venezuela juga mengatakan akan mengambil semua jalur hukum dan diplomatik untuk membebaskan Saab. Tapi karena penutupan perbatasan pandemi virus Corona membuat duta besar Venezuela di negara terdekat yakni Senegal kesulitan untuk mengunjungi Tanjung Verde.

Pemerintahan Trump kembali meraih momentum untuk menggulingkan Maduro dan menjadikan Juan Guaido sebagai presiden Venezuela. Setelah sejumlah pejabat dan pengusaha yang dekat dengan pemimpin partai sosialis itu juga didakwa.

Pada bulan Maret lalu pemerintah Trump mendakwa Maduro serta lebih dari dua lusin pejabatnya atas pasal terorisme narkoba, korupsi dan tindak pidana lainnya.  Saab masuk radar pihak berwenang AS beberapa tahun yang lalu setelah mendapatkan begitu banyak kontrak dengan pemerintah Maduro.

Pada tahun lalu jaksa federal AS di Miami mendakwa Saab dan rekan bisnisnya atas pencucian uang terkait dengan penyuapan senilai 350 juta dolar AS untuk proyek perumahan murah pemerintah Venezuela yang pada akhirnya tidak pernah dibangun.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement