Senin 15 Jun 2020 12:22 WIB

Neraca Dagang Januari-Mei Surplus, BPS: Harus Tetap Waspada

Banyak negara tujuan utama ekspor Indonesia mengalami perlambatan ekonomi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5). Neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari sampai Mei mengalami surplus 4,31 miliar dolar AS.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5). Neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari sampai Mei mengalami surplus 4,31 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari sampai Mei mengalami surplus 4,31 miliar dolar AS. Sementara nilai ekspor mencapai 64,46 miliar dolar AS, nilai impornya sebesar 60,15 miliar dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, posisi surplus lima bulan pertama tahun ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Saat itu, neraca surplus mengalami defisit hingga 2,7 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Jadi, kalau kita perhatikan akumulatif Januari-Mei 2020 yang surplus di tengah Covid, jauh lebih baik dibandingkan neraca dagang 2019," tuturnya dalam konferensi pers live streaming, Senin (15/6).

Hanya saja, Suhariyanto memberikan catatan, kinerja neraca dagang masih perlu terus diwaspadai. Sebab, pada Mei, terjadi penurunan ekspor dan impor yang signifikan apabila dibandingkan tahun lalu. Sementara ekspor kontraksi 28,95 persen, impor tumbuh negatif lebih dalam, yaitu sampai 42,20 persen.