Jumat 08 Aug 2025 16:11 WIB

Ekonom: Koperasi Desa Merah Putih Perluas Akses Sektor Informal

Langkah ini diyakini membuka peluang usaha dan memperkuat perekonomian desa.

Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto saat peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
Foto: PCO
Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto saat peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, menilai inisiatif pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) merupakan langkah baik karena membuka peluang usaha baru dan memperluas jangkauan sektor informal.

Menurutnya, penting bagi pasar berkembang seperti Indonesia untuk mencoba berbagai model dalam menjangkau bagian ekonomi yang tidak terlayani sektor formal, termasuk sektor informal yang selama ini kerap kesulitan mengakses pembiayaan.

Baca Juga

“Jadi, pendekatan langsung ke tingkat desa adalah ide bagus,” kata Pranjul dalam media briefing secara daring di Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Meski begitu, Pranjul mengingatkan keberhasilan koperasi di tingkat desa membutuhkan proses yang tidak instan. Dalam perjalanannya, dibutuhkan perbaikan secara berkelanjutan hingga koperasi benar-benar menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.

“Saya kira tantangannya di sini adalah, begitu Anda memulai sesuatu, Anda akan berkembang dan belajar sambil berjalan. Setiap kali Anda mempelajari sesuatu, apa yang berhasil atau tidak berhasil, Anda melakukan perubahan dan melangkah maju,” ujarnya.

HSBC Global Research mencatat, mayoritas pekerja di Indonesia berada di sektor informal dengan persentase sebesar 60 persen. Sektor ini umumnya terkait dengan aktivitas pertanian dan usaha kecil, serta memiliki porsi konsumsi nasional sebesar 55 persen.

Sementara itu, pekerja formal mencakup sekitar 40 persen dari total tenaga kerja nasional dan memiliki porsi konsumsi sebesar 45 persen. Menurut HSBC Global Research, konsumsi pekerja informal mulai membaik sehingga menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid pada kuartal II 2025, di saat konsumsi pekerja formal melemah.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement