Selasa 16 Jun 2020 16:32 WIB

Pembukaan Kembali Kelab Malam di Tokyo Picu Kekhawatiran

Di Tokyo, aktivitas bisnis bar dan kelab malam mendukung ekosistem bisnis kecil.

Rep: Puti Almas/ Red: Fuji Pratiwi
Suasana sepi di wilayah Shinjuku, Tokyo, Jepang. Kelab-kelab malam di Tokyo, Jepang, akan diizinkan untuk kembali beroperasi sepenuhnya mulai pekan ini.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Suasana sepi di wilayah Shinjuku, Tokyo, Jepang. Kelab-kelab malam di Tokyo, Jepang, akan diizinkan untuk kembali beroperasi sepenuhnya mulai pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kelab-kelab malam di Tokyo, Jepang, akan diizinkan untuk kembali beroperasi sepenuhnya mulai pekan ini. Hal ini telah menimbulkan sejumlah kekhawatiran penyebaran infeksi virus corona jenis baru (Covid-19).

Dilansir BNN Bloomberg, Selasa (16/6), dalam dua hari terakhir hampir setengah dari 95 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi ditemukan di Tokyo. Dilaporkan kasus terbaru melibatkan dua orang pegawai kelab malam di distrik Shinjuku.

Baca Juga

Sejak pencabutan status darurat Jepang selama masa pandemi Covid-19, dilaporkan peningkatan kasus infeksi virus meningkat. Shinjuku adalah distrik yang terkenal dengan sejumlah bar.

Perusahaan-perusahaan hiburan malam telah menimbulkan risiko utama bagi para pejabat di seluruh dunia yang mencoba untuk membiarkan kehidupan normal dan aktivitas kembali berjalan, setelah dampak perekonomian yang besar akibat pandemi. Di Tokyo, aktivitas bisnis bar dan kelab malam mendukung ekosistem bisnis kecil seperti restoran dan toko serba ada.

"Menemukan keseimbangan antara ekonomi dan pengendalian infeksi adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin," ujar Tetsu Okumura, seorang dokter penyakit menular di Jepang yang mengawasi serangkaian pedoman pengendalian virus pada Selasa (16/6).

Okumura mengatakan, terdapat batasan ekonomi sejumlah pemilik bisnis yang mampu saat mereka tetap tidak dapat beroperasi. Meski status darurat sempat diberlakukan dan membuat angka kasus Covid-19 berkurang, terdapat sejumlah toko yang sudah beroperasi lebih dahulu sebelum pencabutan resmi.

"Ada perbedaan besar di mana kelab mengikuti aturan dan mana yang tidak," jelas Kaori Kohga, Kepala Asosiasi Industri.

Tokyo akan secara resmi mencabut seluruh pembatasan bisnis pada Jumat (19/6). Meski demikian, setiap perusahaan diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat risiko penyebaran infeksi virus corona jenis baru masih mengintai.

Jepang mencatat 17.502 kasus Covid-19 hingga Selasa (16/6). Jumlah kematian sejak awal wabah melanda Negeri Matahari Terbit ini adalah 925 dan sebanyak 15.686 orang dinyatakan pulih dari penyakit.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement