REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah lesunya pasar otomotif, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) mengklaim adanya pertumbuhan positif melalui ekspor mobil Completely Built Up (CBU). Ekspor mobil naik sebesar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama periode Januari-Mei 2020, pertumbuhan ekspor mobil CBU Suzuki ini membuat ekspor Suzuki secara keseluruhan tumbuh di saat neraca ekspor industri otomotif turun. Selama periode Januari sampai Mei 2020, primadona ekspor CBU masih didominasi All New Ertiga yang menjadi kontributor terbesar, yaitu sebanyak 7.880 unit.
"Sebetulnya kami optimistis pertumbuhan ekspor mobil CBU Januari-Mei bisa lebih tinggi dari 22 persen. Tapi mengingat saat ini kita dihadapkan pada pandemi Covid-19 dan penurunan produktivitas dari berbagai sektor, angka itu adalah sebuah pencapaian positif," kata Assistant Dept. Head Production Planning Control PT SIM, Aris Yuliyantoro.
Peningkatan ekspor juga didukung oleh kontribusi New Carry sebanyak 3.339 unit. Tak hanya itu, XL7 yang diluncurkan sebagai lini produk baru pada Februari lalu turut mendorong ekspor Suzuki dengan kontribusi sebanyak 2.169 unit.
Tahun 2020 ini, Suzuki akan mengekspor kendaraan ke lebih dari 50 negara di dunia. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu bertahan dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif di tahun 2020 meski terpapar pandemi COVID-19.
Hal ini didukung oleh data dari Kementerian Perindustrian RI yang menyatakan bahwa ekspor kendaraan roda empat CBU di Indonesia selama kuartal 1 tahun 2020 mencapai 87.879 unit.
"Peningkatan ekspor ini membangun optimisme Suzuki untuk kembali beroperasi setelah menghentikan sementara kegiatan pabrik. Saat ini pasar internasional dalam masa pemulihan, dan untuk memenuhi permintaan ekspor, secara bertahap kami kembali berproduksi dengan menerapkan Suzuki Hygiene Commitment dan protokol kesehatan dari Pemerintah," kata Aris.