Sabtu 20 Jun 2020 21:12 WIB

India dan China Saling Tuduh Langgar Perbatasan De Facto

India dan China saling menuduh satu sama lain telah melanggar perbatasan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dalam foto file 5 Mei 2013 ini, pasukan Tiongkok memegang spanduk bertuliskan, Anda telah melintasi perbatasan, silakan kembali, di Ladakh, India. India dan Cina berusaha pada hari Rabu,(17 /6/2020), untuk mengurangi ketegangan setelah bentrokan fatal di sepanjang perbatasan  di Himalaya yang menewaskan 20 tentara India. Pertempuran Senin di daerah pegunungan terpencil di Ladakh, di Kashmir, mengikuti perubahan oleh India terhadap status politik Kashmir di tengah-tengah tarik ulur geopolitik dengan Amerika Serikat di wilayah tersebut.
Foto: AP, file
Dalam foto file 5 Mei 2013 ini, pasukan Tiongkok memegang spanduk bertuliskan, Anda telah melintasi perbatasan, silakan kembali, di Ladakh, India. India dan Cina berusaha pada hari Rabu,(17 /6/2020), untuk mengurangi ketegangan setelah bentrokan fatal di sepanjang perbatasan di Himalaya yang menewaskan 20 tentara India. Pertempuran Senin di daerah pegunungan terpencil di Ladakh, di Kashmir, mengikuti perubahan oleh India terhadap status politik Kashmir di tengah-tengah tarik ulur geopolitik dengan Amerika Serikat di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - India dan China saling menuduh satu sama lain telah melanggar perbatasan de facto di Pegunungan Himalaya, yang menjadi lokasi bentrokan antara tentara kedua negara pada awal pekan ini.

Sehari setelah Perdana Menteri Narendra Modi berusaha meremehkan bentrokan yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan melukai 70 orang lainnya, pemerintahannya menyalahkan China karena mendirikan bangunan "tepat di seberang Garis Kendali Aktual" yang diketahui sebagai demarkasi.

Baca Juga

India tidak akan mengizinkan perubahan sepihak terhadap perbatasan yang disengketakan itu, demikian pernyataan pemerintah India, Sabtu.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menuding pasukan India melakukan "provokasi yang disengaja" di wilayah Himalaya. Melalui serangkaian cuitan di Twitter, Zhao mengatakan bahwa Lembah Galwan berada di sisi garis China dan India sejak April secara sepihak membangun jalan, jembatan, dan fasilitas lainnya di wilayah tersebut.

Pasukan India "melintasi Garis Kendali Aktual" dan menyerang perwira dan prajurit China yang ada di sana untuk negosiasi, memicu "konflik fisik yang sengit", kata Zhao. Sejauh ini, China belum merilis angka pasukannya yang menjadi korban.

Modi pada Jumat (19/6) tampaknya meremehkan bentrokan dengan pasukan China dengan mengatakan "tidak ada yang menyusup ke perbatasan kami, tidak ada orang di sana sekarang, maupun tentara kami telah ditangkap."

Bentrokan tersebut merupakan yang paling mematikan dalam setengah abad terakhir antara dua tetangga bersenjata nuklir itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement