REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bologna Sinisa Mihajlovic ingin melihat lebih banyak keberanian dan pengambilan risiko dari timnya, Ini setelah Bologna menelan kekalahan 0-2 dari Juventus, dalam lanjutan Serie A Italia, Selasa (23/6) dini hari WIB.
Gol Juventus masing-masing dicetak oleh Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala. Ini merupakan laga kedua bagi Juventus sejak lockdown pandemi corona dan yang pertama bagi Bologna.
"Akhirnya, kami harus bermain sepak bola, bahkan jika kami kalah. Kami tahu Juve akan datang ke sini bersemangat karena hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan tiga penampilan berturut-turut yang salah," kata Mihajlovic kepada Sky Sport Italia, dikutip dari Football Italia, Selasa (23/6).
Sang pelatih menilai, Bologna mengalami kesulitan setelah gol Ronaldo melalui penalti. Namun, menurut Mihajlovic, anak asuhnya telah memainkan laga yang memang harus dilakukan. Hanya saja, ia menilai timnya tidak memiliki keberanian.
Kendati demikian, kata Mihajlovic, skuat Bologna tetap berusaha meski tahu itu sulit. "Bahkan jika kami salah dan kehilangan bola, saya ingin kami lebih berani dan mengambil risiko," jelasnya.
Menurut Mihajlovic, mentalitas seperti ity yang membawa tim selamat dari degradasi musim lalu. Sebab itu, ia ingin Bologna punya mental yang sama saat ini, meskipun dia tahu ada risiko yang lebih tinggi. "Kami akan selalu kebobolan melawan klub-klub besar ini, jadi kami mungkin juga mencoba untuk menyakiti mereka juga," jelasnya.
Ini adalah wawancara pasca-pertandingan pertama Mihajlovic dalam lebih dari setahun, karena ia didiagnosis menderita leukemia akut pada Juli 2019.
"Rasa takut itu alami, tetapi yang penting adalah menjadi lebih kuat daripada rasa takut, untuk mendorongnya kembali dan terus berjalan. Itulah sikap saya terhadap kehidupan," kata Mihajlovic. "Ketika seorang pria mengenal dirinya sendiri, dia dapat menghadapi bencana dan siap untuk bangkit kembali."