Kamis 25 Jun 2020 22:16 WIB

PMI Latih Santri di Jember Meracik Disinfektan

Kegiatan ini dilakukan agar pihak pesantren bisa melakukan disinfeksi secara mandiri.

Penyemprotan disinfektan (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Penyemprotan disinfektan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, melatih santri dan pengurus pondok pesantren meracik cairan disinfektan. Disinfektan yang dibuat sesuai prosedur operasional standar agar aman digunakan saat penyemprotan.

Pelatihan yang diberikan oleh PMI bertujuan agar para santri maupun pengurus ponpes tidak hanya bisa menyemprot disinfektan atau disinfeksi, tetapi juga membuatnya. "Supaya ke depannya disinfeksi bisa dilakukan secara mandiri," kata Ketua PMI Kabupaten Jember EA Zaenal Marzuki, Kamis (25/6).

Menurut dia, pencegahan dan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di seluruh lembaga pendidikan khususnya ponpes dilakukan secara bertahap dan dilakukan secara terus menerus. Agar program ini berjalan secara rutin, PMI Kabupaten Jember melibatkan santri yang dilatih bagaimana cara penggunaan alat penyemprotan hingga tata cara mencampur cairan desinfektan. Harapannya disinfeksi dapat dilakukan secara rutin.

Selain itu, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan alat berupa alat semprot (hand sprayer) dan cairan disinfektan ke sejumlah ponpes. Dengan begitu, ke depannya penyemprotan dapat dilakukan sendiri tanpa menunggu pihak lain.

PMI Kabupaten Jember hanya menyerahkan peralatan semprot dan cairan disinfektan ke ponpes hasil asesmen. Jumlah ketersediaan paket bantuan terbatas, padahal jumlah ponpes yang ada di Kabupaten Jember banyak. Menurut data Kementerian Agama mencapai 308 ponpes.

                               

Menurut Zaenal, disinfeksi pada normal baru menjadi kebutuhan mutlak khususnya untuk ponpes untuk mencegah penyebaran dan meminimalisasikan penularan Covid-19. "Apalagi saat ini aktivitas kembali dibuka dan mulai menerima pendaftaran santri baru," kata dia.

Zaenal mengatakan pengasuh dan pengurus ponpes mempunyai peranan penting dalam pencegahan penyebaran virus yang bisa menyebabkan kematian ini. Apalagi kiai merupakan sosok panutan semua santri yang merupakan ciri khas ponpes sehingga menjadi tokoh sentral dalam penegakan pelaksanaan protokol kesehatan.

Koordinator Humas PMI Kabupaten Jember Ghufron Eviyan Efendi mengatakan pencegahan lainnya juga dapat dilaksanakan melalui perangkat struktur pengurus sebagai pelaksana teknis. Mulai dari penyusunan regulasi disesuaikan dengan protokol kesehatan hingga fungsi pengawasan.

                               

"Target kami (PMI) seluruh fasilitas ponpes mendapatkan dekontaminasi, sebelum santri memulai aktivitas," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement