Kamis 25 Jun 2020 22:51 WIB

Polda Perketat Pengawasan di Jalur Puncak-Cianjur

Jalur Puncak-Cianjur mulai ramai didatangi wisawatan

Kendaraan melintas di jalur Puncak menuju Cianjur. ilustrasi
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Kendaraan melintas di jalur Puncak menuju Cianjur. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Polda Jabar akan terus memantau dan melakukan pemeriksaan di Jalur Puncak-Cianjur, Jawa Barat. Pemantauan dan pemeriksaan dilakukan seiring tingginya angka kunjungan pendatang dan wisatawan sejak beberapa pekan terakhir yang beresiko membawa virus berbahaya karena sebagian besar berasal dari zona merah seperti Jabodetabek.

"Jalur Puncak akan menjadi perhatian khusus kami karena setiap akhir pekan antrian panjang kendaraan terlihat mulai terjadi, sehingga sangat beresiko terjadinya penularan atau terbawanya virus berbahaya oleh pendatang atau wisatawan," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Sufahriadi pada wartawan di Cianjur Kamis (25/6).

Baca Juga

Bahkan beberapa waktu lalu, pihaknya telah menggelar tes cepat bersama Gubernur Jabar di kawasan tersebut, untuk memutus rantai penyebaran virus berbahaya termasuk Corona. Bahkan saat dilakukan tes cepat ungkap dia, ditemukan sebelas orang reaktif.

"Kebijakan pusat hingga saat ini akan tetap kita terapkan di jalur Puncak, termasuk melakukan tes cepat bagi pendatang atau wisatawan yang masuk ke wilayah Puncak-Cianjur. Hingga saat ini pun, Gubernur Jabar belum mengizinkan pedatang dari luar Jabar berkunjung ke Jabar," katanya.

Sehingga penyekatan dan pemeriksaan di wilayah perbatasan termasuk di Jalur Puncak-Cianjur, tetap akan dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di Jabar yang saat ini sebagian besar wilayahnya sudah masuk zona kuning dan hijau.

Sementara Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal, mengatakan tingginya angka kunjungan pendatang dan wisatawan ke wilayah Puncak-Cianjur dari zona merah seperti Jabodetabek, membuat Cianjur kembali beresiko menjadi zona merah.

Terlebih sejak satu bulan terakhir ungkap dia, Cianjur nol kasus Covid-19 mulai pasien positif, ODP dan PDP. Sehingga pihaknya segera berkoordinasi dengan Forkopimda Cianjur, untuk tetap melakukan pembatasan di kawasan Puncak-Cianjur.

"Sebagian besar mereka beresiko membawa virus berbahaya, terlebih orang tanpa gejala dan reaktif yang masuk dari luar daerah ke Cianjur. Sehingga untuk mengantisipasi pemeriksaan dan penyekatan di perbatasan tetap harus dilakukan sebagai upaya antisipasi dan memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement