REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid mendapat respons positif uskup Katolik. Para uskup Katolik di Turki menyatakan status Hagia Sophia adalah masalah Turki, yang mana mereka yang menentukan semuanya.
"Meskipun kami ingin Hagia Sophia tetap menjadi museum, itu tidak tergantung kami untuk mengintervensi atau bahkan menyatakan pendapat kami tentang keputusan yang secara eksklusif akan dibuat Pemerintah Republik Turki," kata sekelompok uskup Katolik di Turki, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, patriarki Armenia membuat pernyataan yang mendukung keputusan Hagia Sophia sepenuhnya milik Pemerintah Turki. Bahkan, patriaki Armenia ingin ada masjid dan juga ruangan untuk ibadah umat Kristen di Hagia Sophia yang besar itu.
Hal ini perlu dilakukan untuk menunjukkan pesan perdamaian, toleransi, dan hubungan yang lebih erat antara Islam dan Kristen. Patriaki Armenia tidak keberatan atas konversi Museum Hagia Sophia menjadi masjid.
Tokoh-tokoh Katolik Roma juga menyatakan bahwa Pemerintah Turki memiliki kedaulatan untuk menentukan eksistensi Hagia Sophia. Mereka tidak akan mengintervensi rencana-rencana Turki terhadap bangunan eksotis bersejarah itu.
Tidak semua umat Katolik memberikan respons positif atas rencana Erdogan di Hagia Sophia. Gereja Ortodoks Yunani dan Rusia termasuk yang menentang dan keberatan atas rencana konversi itu.
Uskup Agung Katolik Roma Yunani mengirim kepada Presiden Erdoğan bahwa ia meminta agar status Hagia Sophia tetap seperti ini. Sementara itu, Gereja Yunani mengingatkan bahwa Hagia Sophia memiliki nilai universal dan meminta Turki berhati-hati mengubah Hagia Sophia.
BACA JUGA: Turki Mulai Gunakan Mata Uang Yuan China
Kelompok Katolik ini mengkritik keras pernyataan konsensus beberapa perwakilan komunitas Katolik yang mendukung konversi Hagia Sophia menjadi masjid.
BACA JUGA: Hagia Sophia akan Jadi Masjid, Pendeta Turki Ini Terguncang
BACA JUGA: Hagia Sophia akan Kembali Menjadi Masjid