Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Huawei resmi menerima izin pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan (litbang) senilai 1,2 miliar dolar AS di Inggris, walau AS tak senang dengan fakta tersebut.
Sebelumnya, AS tampak keberatan ketika mendengar kabar perihal rencana Huawei untuk mendirikan pusat litbang baru di Inggris.
"Pusat litbang itu bakal mempekerjakan sekitar 400 orang dan fokus memproduksi peralatan optik dalam sistem komunikasi serat optik," kata Huawei dalam keterangannya, dilansir dari Reuters, Jumat (26/6/2020).
Baca Juga: Inggris Berani Batasi Peran Huawei di 5G, Jerman Masih Ragu? Padahal, AS Imbau untuk . . . .
Baca Juga: Waduh! Data Pengguna Twitter Katanya Bocor?? Cuma Berlaku Buat Pengguna yang . . . .
Para pejabat Inggris sedang mengkaji cara terbaik untuk mengurangi risiko keamanan yang akan timbul dari peralatan Huawei, berkaitan dengan sanksi baru AS pada Mei lalu. Aturan itu bertujuan mengurangi pasokan microchip Huawei dalam memproduksi teknologinya.
Laporan Reuters menyebut, "keputusan bakal diambil dalam beberapa pekan mendatang."
Di sisi lain, Wakil Presiden Huawei, Victor Zhang mengatakan, teknologi yang akan mereka kembangkan di pusat litbang baru terpisah dengan yang dibatasi oleh AS.
"Jadi, pengumuman rencana pembangunan pusat litbang itu sama sekali tidak bertujuan untuk memengaruhi keputusan Inggris," ujarnya, dikutip dari laporan yang sama.
Secara tidak langsung, pernyataan itu membantah tudingan para pejabat AS yang menyebut kalau proyek itu merupakan bagian dari upaya China memperluas pengaruhnya di Barat.