REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai berbenah untuk memasuki fase baru pariwisata di masa pandemi Covid-19 dengan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan.
Destinasi wisata yang selama ini menjadi unggulan Kabupaten Sleman mulai dari wisata alam, desa wisata, hingga objek wisata buatan mulai menata diri untuk siap menyambut pembukaan kembali untuk kunjungan wisatawan. Sejumlah infrastruktur dan sarana pendukung untuk memenuhi standar protokol kesehatan pada normal baru pariwisata disiapkan di lokasi destinasi wisata, mulai dari peralatan pengecekan suhu tubuh, tempat cuci tangan yang memadai dan dalam jumlah yang cukup, hingga pengaturan pembelian tiket hingga kewajiban jaga jarak saat di lokasi wisata.
Bupati Sleman Sri Purnomo memantau langsung kesiapan destinasi wisata menyambut normal baru dengan mengunjungi sejumlah destinasi wisata seperti Taman Tebing Breksi Prambanan, Candi Ijo Prambanan, Wisata Merapi Park, serta Desa Wisata Pentingsari di lereng Gunung Merapi. Dalam kunjungan tersebut Bupati Sleman Sri Purnomo menyebutkan bahwa sejumlah destinasi wisata tersebut telah siap untuk memasuki era baru pariwisata.
Namun, untuk operasional kembali destinasi wisata tersebut, Pemkab Sleman masih menunggu rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Operasional objek wisata di Sleman untuk umum pada fase normal baru pandemi Covid-19 tetap menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY," katanya.
Pemkab Sleman, kata dia, tidak bisa secara sepihak membuat kebijakan sendiri untuk membuka destinasi wisata. Hal itu karena kebijakan destinasi wisata di DIY merupakan satu kesatuan.
"Kebijakan untuk sektor pariwisata tidak bisa terpisah karenateritorialnya menyatu. Tunggu kebijakan DIY, minimal di Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul. Mudah-mudahan akhir Juni ini sudah ditetapkan normal baru untuk DIY," katanya.
Ia mengatakan, yang terpenting saat ini adalah upaya seluruh pengelola objek wisata untuk menyiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan, seperti menyediakan fasilitas westafel dan lainnya.
"Sejauh ini, dari beberapa objek wisata yang sudah saya cek, pengelola sudah menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan. Yang penting mereka tetap konsisten," katanya.
Sri Purnomo mengatakan kunjungan wisatawan ke objek wisata mengikuti hukum pasar. "Saat normal baru ditetapkan, masyarakat nanti ada yang tetap bekerja, ada juga yang berekreasi," katanya.
Ia mengatakan meskipun saat ini angka kasus Covid-19 di Sleman melandai, tetapi bukan berarti protokol kesehatan diabaikan.
"Asal masyarakat mematuhi protokol kesehatan, kasus Covid-19 akan terus landai. Warga tetap harus pakai masker, jaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Itu kuncinya," katanya.
Siap terapkan protokol kesehatan
CEO Merapi Park Redita Utami mengatakan pihaknya siap menerapkan protokol kesehatan di objek wisata yang dikelolanya. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk pencegahan Covid-19.
Selain protokol kesehatan, pihaknya juga melakukan inovasi penerapan scan QR code untuk pengunjung sebelum membeli tiket masuk.
"QR code tersebut merupakan buku tamu digital yang berbasis data wisatawan yang berkunjung ke Merapi Park. Dari sini nanti, mereka bisa menelusuri jika sewaktu-waktu ada penularan Covid-19 di Merapi Park," katanya.
Menurut dia, "QR code" ini berlaku baik bagi pengunjung rombongan ataupun keluarga atau perseorangan.
"Sebelum berkunjung, calon pengunjung bisa meminta link maupun membuka website kami," katanya.
Ia mengatakan Merapi Park merupakan tempat wisata berbasis edukasi dan budaya dengan berbagai miniatur dunia. Destinasi tersebut juga menyuguhkan fasilitas lainnya seperti kids waterpark, cat house, dan rabbit farm.
"Selama pandemi Covid-19 ketiga wahana tersebut tidak kami buka untuk mencegah penularan baik dari air maupun hewan," katanya.
Pengelola Desa Wisata Pentingsari, Doto Yogantoro mengaku juga telah menerapkan protokol kesehatan menyambut wisatawan pada fase new normal. Pihaknya juga menyusun protokol kesehatan baik bagi pihak pengelola, front liners, pemandu wisata, layanan kuliner, homestay dan toko oleh-oleh atau suvenir.
"Protokol Kesehatan dan SOP bagi Desa Wisata Pentingsari ini disusun dengan maksud menjadi guidance yang perlu diikuti secara seksama oleh segenap pelaku desa wisata," katanya.
Sementara itu masyarakat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman juga mulai berbenah melakukan penataan sejumlah destinasi wisata di kawasan lereng Gunung Merapi menuju tatanan baru pariwisata pada masa pandemi Covid-19.
"Sejak beberapa waktu lalu kami sudah melakukan penataan seluruh destinasi wisata di Kepuharjo sesuai dengan panduan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19," kata tokoh masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan,Heri Suprapto.
Menurut dia, di Desa Kepuharjo sendiri terdapat lebih dari 10 destinasi wisata yang selama ini banyak dikunjungi masyarakat dan memberikan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
"Pandemi Covid-19 ini memang sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat Kepuharjo yang saat ini mengandalkan sektor pariwisata. Harapannya dengan penerapan protokol kesehatan ini, objek wisata dapat kembali dibuka," katanya.
Ia mengatakan, langkah yang telah dilakukan untuk penerapan protokol kesehatan di antaranya dengan pemasangan tempat cuci tangan, mewajibkan pengunjung memakai masker, menyediakan "hand sanitizer" dan pengecekan suhu tubuh pengunjung.
"Selain itu juga pengaturan alur dan jumlah pengunjung. Petugas bagian tiket menggunakan masker, sarung tangan, dan face shield dan selalu dilakukan penyemprotan desinfektan," katanya.
Heri mengatakan, destinasi wisata andalan di Desa Kepuharjo di antaranya Museum Sisa Hartaku, The Lost World, Bungker Kaliadem, Taman Bunga, Stone Hank, Batu Alien, dan Jip Wisata Lava Tour.
"Untuk sektor kuliner ada juga wisata Kopi Merapi Petung, Kopi Merapi Galia, Taman Kebun Sayur, dan Susu Sapi," katanya.