REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tasya Ayu Oktayana, menginisiasi sebuah platform atau gerakan edukatif bernama Si Ojan. Si Ojan memiliki kepanjangan Sinau Jawa Bebarengan. Si Ojan merupakan platform untuk berbagi ilmu kejawaan yang meliputi bahasa Jawa, budaya Jawa, dan segala aspek di dalamnya.
Tasya mengatakan, pembuatan platform Si Ojan bermula dari keinginannya untuk berbagi ilmu yang dia peroleh di bangku perkuliahan. Menurutnya, bahasa dan budaya Jawa sangat menarik untuk dipelajari serta sarat akan makna dan nilai kehidupan yang baik. Sayang, banyak hal yang mungkin orang-orang belum tahu tentang makna tersebut, khususnya anak-anak.
"Nilai yang dibawa Si Ojan ini sebenarnya hanya ingin mengenalkan dan melestarikan bahasa, budaya, dan aksara Jawa yang di dalamnya terdapat makna filosofis. Utamanya dalam pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur," terang Tasya seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (29/6).
Dalam kegiatan awalnya, Si Ojan memanfaatkan Instagram sebagai platform berbagi pengetahuan kejawaan yang disajikan dengan desain beragam. Selain itu, Si Ojan juga hadir dalam bentuk diskusi daring bernama Kelas BBJ (Babar Bab Jawa) dan Micara yang berkolaborasi dengan para pegiat bahasa dan budaya Jawa.
Beberapa bahasan yang diulas antara lain, relevansi tembang dolanan sebagai pendidikan karakter anak, beksan dalam kebudayaan Jawa, dan aksara Jawa Kawedhar berikut filosofinya. Kedepan, rencananya ada pembahasan tentang Ringgit (wayang) dan Sengkalan. Tasya juga akan mengembangkan implementasi bahasa Jawa dalam pendidikan.
Selain edukasi daring, sejak akhir 2019, Si Ojan menjadi fasilitator di Taman Belajar Anak Hebat (TaBAH) Rusunawa Putri Cempo, Solo. Dalam TaBAH, Si Ojan mengajar anak-anak di sana setiap Jumat sore dengan satu materi yang dipelajari.
Materi atau topik tersebut disusun dalam kurikulum sederhana dan dikemas menarik. Seperti penggunaan kartu Carakan untuk belajar aksara Jawa dan pendidikan karakter melalui film.
"Namun tidak jarang materi disesuaikan dengan keinginan dan suasana hati anak-anak. Untuk mengajar anak-anak memang harus pintar-pintar membawa diri," ujarnya.
Pada awalnya, Tasya mengelola Si Ojan seorang diri sejak April 2019. Seiring berjalannya waktu, ada empat orang teman yang turut bergabung. Para dosen Pendidikan Bahasa Jawa UNS pun memberikan dukungan berupa masukan bagi pengembangan Si Ojan.
Pengembangan Si Ojan juga berkolaborasi dengan beberapa komunitas lain. Si Ojan pernah berdiskusi perihal Kartu Carakan sebagai media pembelajaran aksara Jawa bersama dengan MGMP Bahasa Jawa MA Se-Solo Raya.
"Kami berharap Si Ojan dapat terus menemani teman-teman yang ingin belajar bersama tentang Jawa. Semoga selanjutnya, terjalin banyak kolaborasi dengan komunitas atau lembaga lain untuk memberi manfaat lebih luas. Sehingga bahasa dan budaya Jawa dapat semakin berkembang," pungkas Tasya.