Kamis 02 Jul 2020 20:19 WIB

Sambut Idul Adha, Muslim Dunia Diajak Bantu Palestina

Kemiskinan dan pengangguran di Palestina sedang meningkat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Fakhruddin
 Seorang gembala Palestina menggembalakan kawanannya di sebelah desa Tepi Barat Al Fasayil, di Lembah Yordan, Selasa, 30 Juni 2020. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya bertekad untuk melaksanakan janjinya untuk mulai mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, mungkin secepat Rabu.
Foto: AP / Oded Balilty
Seorang gembala Palestina menggembalakan kawanannya di sebelah desa Tepi Barat Al Fasayil, di Lembah Yordan, Selasa, 30 Juni 2020. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya bertekad untuk melaksanakan janjinya untuk mulai mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, mungkin secepat Rabu.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Ketua Komisi Internasional Populer untuk Mendukung Gaza, Dr Essam Yousef menyerukan pada masyarakat dunia agar menyalurkan bantuan kemanusiaan lebih banyak lagi kepada rakyat Palestina menjelang perayaan Idul Adha.

Menurut Yousef dukungan kepada rakyat Palestina semacam itu merupakan tugas baik secara moral dan agama di saat rakyat Palestina mengalami kehidupan yang sulit di bawah pendudukan Israel serta ditambah dengan krisis akibat virus Corona. Yousef juga mengajak masyarakat Muslim dunia menyalurkan qurban di hari Idul Adha bagi rakyat Palestina.

"Donasikan qurban anda pada orang miskin dan yang membutuhkan di jalur Gaza, Tepi Barat dan kamp-kamp pengungsi di Yordania dan Lebanon. Jumlah orang Palestina yang membutuhkan bertambah dari hari ke hari, sehingga lebih banyak badan amal dan LSM harus mendorong dan memberikan dukungan kemanusiaan seperti ini untuk Palestina," kata Yousef seperti dilansir Middle East Monitor pada Kamis (2/7). 

Yousef mengatakan kemiskinan dan pengangguran di Palestina sedang meningkat. Pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pasukan Israel mempengaruhi keadaan warga Palestina termasuk anak-anak. Sedang infrastruktur juga tak bisa berjalan karena langkah-langkah yang diberlakukan Israel.

"Paling tidak 85 persen populasi hidup di bawah garis kemiskinan, 70 persen keluarga terancam kerawanan pangan, dan 300 ribu pekerja menganggur. Penghasilan rata-rata per orang hanya 2 dolar per hari," kata Yousef. 

Yousef mengatakan aneksasi di Tepi Barat hanya salah satu aspek dari pendudukan Israel yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan di Palestina. Yousef mengungkapkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel. Ditambah lagi serangan yang terus menerus pada pemukiman dan bangunan milik warga Palestina oleh para pemukim ilegal. Namun seringkali hal itu mendapat perlindungan dari tentara Israel. 

"Penderitaan seperti itu tak bisa begitu saja diabaikan dunia. Israel melanggar hukum internasional setiap hari, dan telah dilakukan selama beberapa dekade," katanya.

Karenanya ia meminta organisasi non pemerintah dan badan amal untuk membuat proyek program kemanusiaan dalam mendukung warga Palestina yang miskin dan membutuhkan yang tinggal di wilayah pendudukan dan kamp-kamp pengungsian.

"Kami punya keyakinan pada kemurahan hati orang-orang biasa yang mampu melakukan tindakan luar biasa ketika dibutuhkan. Kami menyerukan saudara-saudari di seluruh dunia Muslim untuk lebih membantu terutama selama periode hari raya," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement