Selasa 07 Jul 2020 16:52 WIB

Mulai Dibuka, Pengunjung Taman Jurug Hanya 50 Orang Per Hari

Awalnya, pengunjung TSTJ diperuntukkan bagi rentang usia 18 hingga 60 tahun.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh warga yang akan memasuki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah (ilustrasi)
Foto: ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh warga yang akan memasuki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) mulai dibuka kembali bagi kunjungan wisatawan pada 19 Juni 2020. Dua pekan pertama setelah dibuka kembali, pengunjung TSTJ rata-rata hanya 50 orang per hari.

Direktur Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, operasional TSTJ tetap mengikuti Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo yang sudah direvisi dua kali. Awalnya, pengunjung TSTJ diperuntukkan bagi rentang usia 18 hingga 60 tahun. Sepekan kemudian dilonggarkan menjadi usia lima tahun ke atas. Kemudian rentangnya diubah lagi menjadi 15 tahun ke atas.

Baca Juga

Bimo menyatakan, manajemen TSTJ menghargai keputusan Wali Kota terkait rentang usia pengunjung karena itu untuk kesehatan.  "Sehingga efeknya untuk TSTJ belum menggembirakan karena 40 persen pengunjung anak-anak, 40 persennya orang tua yang membawa anak-anak, dan 20 persennya rombongan anak-anak. Seperti paket edukasi, musim libur dan jeda libur. Jadi pengunjung kami rata-rata 50 orang per hari," kata Bimo kepada wartawan, Senin (6/7).

Jumlah pengunjung tersebut belum mencapai target TSTJ yakni 1.000 orang dibagi menjadi dua sesi. Selain dari wilayah Solo Raya, pengunjung TSTJ juga berasal dari Ponorogo, Rembang, dan wilayah sekitarnya.

Bimo menambahkan, tiket yang dijual di muka atau presale belum banyak dipakai pengunjung. TSTJ berhasil menjual sebanyak 62.100 tiket presale. "Tang dipakai tidak sampai 1.000 pengunjung. Yang banyak justru pengunjung yang beli di tempat sama yang beli online. Mungkin yang beli presale nanti datang pas kondisi normal bawa anaknya," imbuh Bimo.

Dengan adanya SE tersebut, maka manajemen TSTJ wajib menegakkan aturan dengan membatasi pengunjung sesuai usia. Karenanya, Bimo meminta maaf kepada masyarakat karena TSTJ belum bisa melayani semua golongan umur.  "Kita banyak menolak pengunjung. Yang balik kanan banyak. Terutama hari Sabtu-Minggu. Kalau kita masukkan salah juga," ujarnya.

Oleh sebab itu, manajemen TSTJ membuat inovasi membuat wisata pancingan melalui koordinasi dengan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. TSTJ membuka wisata mancing di telaga yang memiliki luas sekitar dua hektare. Kegiatan memancing disesuaikan dengan protokol kesehatan.

Ini pengunjung lebih diam di tempat dan tidak masuk area konservasi. Jarak antar pengunjung dijaga, cuci tangan dan pakai masker. Itu peminatnya cukup banyak. Rata-rata bisa 50 hingga 70 orang, hari Ahad bisa 100 orang," paparnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement