Rabu 08 Jul 2020 07:25 WIB

Wapres AS: WHO Kecewakan Dunia

AS menarik diri dari WHO karena lembaga kesehatan itu dianggap mendukung China.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Wapres AS Mike Pence
Foto: AP
Wapres AS Mike Pence

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, menyatakan, langkah Presiden Donald Trump meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tepat. WHO dinilai telah mengecewakan dunia.

Pernyataan ini muncul setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan Washington akan meninggalkan WHO pada 6 Juli 2021. "Organisasi Kesehatan Dunia mengecewakan dunia ... Pasti ada konsekuensinya," kata Pence dalam wawancara //Fox News Channel// saat menegaskan waktu yang tepat untuk meninggalkan WHO.

Baca Juga

Trump mengumumkan keputusan AS meninggalkan WHO lebih dari sebulan yang lalu. Dia harus memberikan pemberitahuan satu tahun sebelumnya tentang penarikan AS dari badan yang berbasis di Jenewa dan membayar semua iuran di bawah resolusi bersama 1948 dari Kongres AS. AS saat ini berutang kepada WHO lebih dari 200 juta dolar AS.

Keputusan Trump dilatarbelakangi dengan tuduhan WHO mendukung China selama pandemi virus Corona. WHO telah membantah pernyataan Trump bahwa mereka mempromosikan disinformasi tentang virus tersebut.

Ketua House of Representatives, Nancy Pelosi, menggambarkan penarikan resmi Trump sebagai tindakan tidak masuk akal. Padahal saat ini WHO sedang mengoordinasikan perjuangan global melawan Covid-19.

"Dengan jutaan nyawa dalam bahaya, Presiden melumpuhkan upaya internasional untuk mengalahkan virus," ujar pemimpin Demokrat itu di akun Twitter.

Menurut laporan //Reuters//, hampir 12 juta kasus dan lebih dari 540 ribu kematian diakibatkan virus Corona di seluruh dunia. Sekitar 25 persen total dari kasus dan kematian global berasal dari AS.

Keputusan Trump mengeluarkan AS dari keanggotan WHO dapat dibatalkan sebelum diberlakukan pada Juli 2021. Hal ini bisa terjadi jika Trump dapat dikalahkan oleh saingannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pemilihan November mendatang. Dwina Agustin/reuters

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement