Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Perwakilan eksekutif Huawei memperingatkan adanya risiko penundaan jaringan 5G bertahun-tahun di Brasil dan lonjakan biaya jaringan, jika pemerintahnya menyerah pada tekanan Amerika Serikat (AS) yang meningkat.Â
Sedikit informasi, mengutip Reuters, Rabu (8/7/2020), tekanan AS yang kian memanas itu mengecam penggunaan komponen teknologi 5G rakitan Huawei. Bahkan, Duta Besar AS, TOdd Chapman menyebut, jajaran Trump bersedia mendanai pembelian peralatan dari pemasok lain untuk Brasil.
Sementara itu, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro telah bersikap kurang agresif terhadap China sejak menjabat pada 2019, tapi masih menjadi sekutu dekat Trump. Ia pun berujar, "penyebaran 5G (Brasil) harus memenuhi syarat kedaulatan nasional, informasi, dan keamanan data."
Baca Juga: Video Klip Aurel Hermansyah Tren di Youtube, Cuannya Ratusan Juta
Baca Juga: Cek Harga Oppo A5, A9, A92, dll per Juli 2020, Rp1 Jutaan Pun Ada
Asal tahu saja, operator Brasil telah membangun bagian penting dari infrastruktur 5G, dengan komponen teknologi Huawei. Pembatasan terhadap perangkat Huawei malah akan menunda penyebaran 5G di Brasil dan berdampak pada harga 5G bagi operator, penyedia layanan internet, dan pelanggan.
"Di lokasi di mana ada pembatasan pada Huawei, kami telah melihat kenaikan harga dua-lima kali lipat, sering membuat bisnis tidak layak bagi operator," jelas Direktur Keamanan Siber dan Solusi Huawei, Marcelo Motta.
Menurutnya, Brasil sudah memiliki tantangan untuk memperluas infrastruktur yang ada; mengubah pemasok hanya akan menambah masalah, sebab operator mesti mengganti peralatan yang telah terpasang.
Ia menambahkan, "perubahan itu sama seperti mengaduk sarang lebah." Tak cuma itu, ia juga menyebut, tuduhan AS soal risiko penyadapan terhadap peralatan Huawei tidak memiliki dasar.
Huawei sendiri telah menginvestasikan sekitar 4 miliar dolar AS untuk jaringan 5G secara global, sejak 2009 sampai 2019. Perusahaan berniat memproduksi teknologi baru di salah satu dari dua lokasi produksi di Brasil.
Kebijakan penguncian wilayah (lockdown) akibat corona juga telah meningkatkan permintaan terhadap produk dan layanan Huawei, karena lalu lintas jaringan Brasil tumbuh sekitar 50%.