In Picture: Produksi Seragam SMA Kena Imbas Pandemi Covid-19
Produksi Seragam sekolah mengalami penurunan omzet mencapai 30 persen..
Rep: Thoudy Badai/ Red: Mohamad Amin Madani
Pekerja memilah pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja memilih kain untuk pembutan pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7). Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerja menjahit pakaian seragam SMA di industri konfeksi rumah tangga kawasan Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (9/7).
Pandemi COVID-19 berimbas pada permintaan seragam di Industri konfeksi milik Yani yang berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dari 25 orang menjadi 4 orang. sebelum pandemi COVID-19 konfeksi tersebut mampu menghasilkan 2000 hingga 3000 pakaian dalam seminggu, kini ia hanya menyelesaikan 1000 pakaian dalam satu bulan serta penurunan omzet mencapai 30 persen.
Advertisement