REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi tetap menjalankan upaya rapid test dan pemeriksaan swab Covid-19. Meskipun kota tersebut menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang masuk zona hijau.
"Zonasi Covid-19 di Jabar ada 9 indikator terkait kasus pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), penambahan positif, geografis, kajian epidemiologis, dan lain-lain," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan, Ahad (12/7). Dalam artian ketika ada penambahan kasus positif tidak akan berpengaruh pada perubahan zonasi karena yang dilihat sembilan indikator tersebut.
Apalagi kata Fahmi, penambahan kasus dimungkinkan terjadi karena vaksin spesipik Covid-19 belum ditemukan. Di sisi lain pemkot menggencarkan rapid dan swab. "Kita terus melaksanakan rapid dan swab semangatnya dalam kerangka percepatan penanganan," kata Fahmi. Sebab bila tidak ingin ada penemuan kasus, maka bisa saja Sukabumi tidak menggelar rapid test maupun swab test.
Fahmi mengatakan, Sukabumi pusat pergerakan manusia karena menjadi lokasi jasa dan perdagangan serta berkumpul. Sehingga ada kemungkinan warga dari luar Sukabumi masuk.
Oleh karena itu lanjut Fahmi, pemkot menggalakan upaya pengetatan pelaksanaan protokol kesehatan. Terutama penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana menambahkan, saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Sukabumi mencapai sebanyak 69 orang. Rinciannya sebanyak tiga orang dalam perawatan dan 66 orang sudah sembuh.
Terakhir penambahan kasus positif Covid-19 terjadi pada Sabtu (11/7) sebanyak tiga kasus. Sementara pada Ahad ini tidak ada penambahan kasus positif.