REPUBLIKA.CO.ID, SINTANG -- Banjir besar masih melanda tiga kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, yang menyebabkan ribuan permukiman penduduk di daerah tersebut terendam banjir. Ketinggian air rata-rata dua hingga enam meter.
"Ribuan penduduk terpaksa mengungsi, karena rumah mereka digenangi air hingga ke atap. Di Kecamatan Serawai, sebanyak 2.180 rumah di 25 desa terendam banjir, Pasar Nanga Serawai menjadi salah satu daerah terparah, ketinggian air yang menggenangi pasar mencapai dua meter dari jalan," kata Kapolsek Serawai Iptu Muhammad Rasyid, di Sintang, Senin.
Selain itu, Kecamatan Kayan Hulu juga terendam banjir sejak Sabtu (11/7) lalu karena meluapnya Sungai Kayan dan Sungai Tebidah sehingga beberapa ruas jalan antarkecamatan tergenang air dengan ketinggian satu meter.
Berdasarkan data dari Polsek Kayan Hulu, sebanyak 19 desa dengan 3.878 rumah terendam banjir. Di Desa Nga Tebidah, sebanyak delapan rumah rusak parah, Desa Entogong, 12 rumah rusak parah, Desa Topan Nanga 17 rumah rusak, Desa Empakan tiga rumah rusak, Desa Lintang Tambok empat rumah rusak dan Desa Lantau Bara 14 rumah rusak, sehingga total sebanyak 59 rumah terseret banjir.
"Jembatan Gantung Lintang Tambok juga roboh. Satu bangunan di Nanga Tebidah hanyut," kata Kapolsek Kayan Hulu, IPTU Trisno.
Sedangkan di Kayan Hilir, sebanyak 21 desa terendam banjir. “Di beberapa ruas jalan provinsi yang ada di pusat kecamatan, tergenang air dengan ketinggian hingga 1,5 meter,” kata Kapolsek Kayan Hilir, IPTU Sudayat.
Bahkan, lokasi Pasar Sentral di Nanga Mau, perkantoran pemerintahan serta Mapolsek Kayan Hilir juga terendam banjir.
Kepala Desa Lengkong Bindu Kecamatan Kayan Hilir, Derek Triyanto mengatakan seluruh warganya terpaksa mengungsi di hutan karet karena rumahnya terendam banjir hingga ke atap.
"Ada warga yang masih bertahan di atap rumahnya dengan membuat tenda di atas atap," kata dia.
Menurut dia, banyak harta benda warganya, seperti TV, kulkas dan perabotan rumah tangga yang tidak dapat diselamatkan, serta ternak milik warga habis terseret banjir.
"Babi saya 20 ekor, hanya tinggal sisa tiga ekor," ucap Derek.
Dia mengatakan, air sungai naik sekitar pukul 23.00 malam hingga 02.00 dini hari, sehingga warga lebih memilih menyelamatkan nyawanya dan tidak sempat menyelamatkan harta benda serta ternak mereka.