Selasa 14 Jul 2020 06:02 WIB

Wagub DKI: KBM di Jakarta Dibuka Bertahap

Sekolah menjadi tempat yang paling akhir dibuka setelah perkuliahan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kedua kanan)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kedua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengemukakan Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di Jakarta akan dibuka secara bertahap. Sekolah menjadi tempat yang paling akhir dibuka setelah perkuliahan dan kegiatan belajar-mengajar lainnya.

Hal disampaikannhya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/7). Pemprov DKI Jakarta memutuskan hal kitu berdasarkan dialog dengan para pakar dan ahli, pihak sekolah, guru dan orang tua murid. "Mudah-mudahan kebijakan yang diambil ini baik. Nanti pada saatnya ketika sudah pasti aman, baru sekolah akan kita buka," kata Ariza (sapaan akrab Ahmad Riza Patria, Red).

Baca Juga

Ariza mengatakan, tak lepas dari fakta bahwa Indonesia menempati urutan ke-26 kasus Corona Virus Desease (Covid-19) di dunia. Terlebih Jakarta menduduki urutan nomor dua provinsi di Indonesia yang kasus Covid-19 terbanyak setelah Provinsi Jawa Timur.

"Kita prihatin Indonesia kini menempati urutan ke-26 kasus Covid-19 di dunia dan Jakarta masih menempati urutan ke-2 kasus virus corona ini," ujarnya.

Dengan tingginya kasus virus corona di Jakarta, Pemda DKI memutuskan untuk tidak membuka sekolah dan belajar-mengajar secaratatap muka, tetapi melalui sistem daring. Termasuk, tambah dia, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) yang juga dilakukan secara jarak jauh mulai Senin ini. "Hal itu karena pandemi Covid-19 belum berakhir dan kasus Covid-19 semakin bertambah dari waktu ke waktu," tutur dia.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement