REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Prof KH Abdullah Syam atau Abdullah Syarief Mukhtar meninggal dunia Selasa (14/7).
Pria berumur 72 tahun itu wafat di Rumah Sakit Veteran dr Suyoto Jakarta. Berdasarkan keterangan dokter, Abdullah Syam meninggal dunia karena menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung.
Sebelumnya, Abdullah Syam telah dirawat di rumah sakit selama lima hari. Karena kondisinya telah stabil, dokter yang merawatnya kemudian mengizinkan pulang.
Namun sesampai di rumah kondisinya menurun kembali. Hingga akhirnya menghebuskan nafas terakhirnya pada pukul 03.30 pagi tadi.
Abdullah Syam lahir di Bogor pada 22 Februari 1948. Dia dilantik menjadi Ketua Umum DPP LDII sejak 1998-2005, 2005-2011, 2011-2016, dan 2016-2021.
Dalam memimpin DPP LDII selama empat periode, dia membawa perubahan dalam gerak organisasi, yang lebih inklusif dan lincah dalam membaca lingkungan strategis.
“Pada saat reformasi, Pak Abdullah Syam berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menerbitkan Majalah Nuansa dengan izin resmi memakai SIUPP,” ujar Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo dalam siaran pers DPP LDII, Selasa (14/7).
Abdullah Syam selain menjadi birokrat dan peneliti di Kementerian Kehutanan merupakan sosok yang aktif.
Dia tak segan-segan menyambangi warga LDII di wilayah Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia.
Selain itu, dia juga kerap menyambangi para pelajar atau warga LDII yang bekerja di luar negeri, untuk melihat secara langsung kegiatan pembinaan generasi muda.
Ketua DPP LDII, Chriswanto Santoso menjelaskan, pada 2007 Abdullah Syam juga pernah mempelopori gerakan “Paradigma Baru”, dan mengarahkan organisasi dan warga LDII agar lebih dekat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Paradigma baru itu, membuat hubungan LDII dengan MUI menjadi sangat dekat. Lima warga LDII menjadi pengurus MUI Pusat dan Pak Abdullah Syam juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan MUI,” ujarnya.
Kedekatan LDII dan MUI terus berlanjut. LDII berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan MUI, seperti unjuk rasa menggolkan UU Antipornografi dan bersama-sama MUI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila.
Menurut Sekretaris Umum DPP LDII, Dody T Wijaya, pada 2016 Abdullah Syam mengajak seluruh warga LDII menghormati para guru. Program itu diwujudkan dalam “Gerakan Ayo Menghormati Guru”.
“Gerakan tersebut mengajak warga LDII dan seluruh bangsa Indonesia untuk menghormati para guru, baik guru dalam sekolah formal maupun nonformal seperti kyai, mubaligh hingga orang tua,” ujar Dody.
Gerakan ini selalu dikenang, karena mengingatkan kembali fungsi sentral para guru dalam menentukan arah berbangsa dan bernegara. Kini, Abdullah Syam telah berpulang ke sisi Allah. Semoga jasa-jasanya menjadi amal jariyah baginya, dan bermanfaat bagi LDII serta umat Islam pada umumnya.
DPP LDII menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, termasuk tenaga medis RS Veteran Suyoto yang sudah berupaya maksimal dalam menangani almarhum, sejak tiba di RS hingga akhir hayatnya.