REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sulawesi Selatan, Syafri Kamsul Arif mengatakan para tenaga kesehatan (nakes) pada pelayanan bencana yang terjadi di Luwu Utara harus tetap diproteksi dengan alat pelindung diri dari Covid-19. "Ini sudah dikoordinasikan untuk dokter-dokter dan tenaga kesehatan yang memberi layanan bencana, semua harus diproteksi dengan APD," ungkapnya di Makassar, Jumat (17/7).
Prof Syafri menyebutkan bahwa pendistribusian APD di daerah sangat tergantung pada jumlah kasus terkonfirmasi. Juga bila pasien itu dirawat berdasarkan laporan yang diperoleh secara real time di Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel.
Namun berbeda dengan kebutuhan pada lokasi bencana di Luwu Utara, yang pada pendistribusian APD memungkinkan untuk ditambah melebihi kuota biasanya. Sebab interaksi di tengah kondisi setelah bencana akan lebih intens, sehingga penggunaan APD dinilai tetap sangat penting.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pusat, Doni Monardo saat meninjau langsung lokasi pengungsian korban banjir di Luwu Utara mengatakan masyarakat juga tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Walaupun diakui Doni, itu agak sulit dalam kondisi bencana bagi masyarakat ada di pengungsian. Tetapi pemerintah harus selalu melakukan edukasi lebih optimal agar masyarakat bisa paham. Tentu didukung oleh fasilitas yang diberikan masyarakat seperti pemberian masker.
"Sekarang kita lihat semuanya masih berjalan baik, Ibu Bupati aktif memberikan bantuan dan pengarahan pada masyarakat dan termasuk juga beliau sudah ingatkan ada masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol Kesehatan," ujarnya.
Sementara terkait jumlah kerugian yang ditimbulkan. Kepala BNPB ini menyatakan masih dalam proses perhitungan bersama BNPB, Kementerian PUPR dan Provinsi Sulsel.