Sabtu 18 Jul 2020 12:27 WIB

Khitan Pertama Disyariatkan pada Nabi Ibrahim

Khitan merupakan bagian dari lima fitrah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Khitan Pertama Disyariatkan pada Nabi Ibrahim. Anak-anak menutup matanya saat mengikuti kegiatan sunat massal.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Khitan Pertama Disyariatkan pada Nabi Ibrahim. Anak-anak menutup matanya saat mengikuti kegiatan sunat massal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khitan merupakan bagian dari lima fitrah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Laki-laki dan perempuan dianjurkan dikhitan agar suci dari kotoran yang keluar dari kemaluan.

Dalam shahih Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda. "Fitrah ada lima, yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku dan mencabut rambut ketiak."

Baca Juga

Sejak kapan Allah perintahkan khitan? 

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Jauziyah, mengatakan, khitan pertama disyariatkan kepada Nabi Ibrahim dan para nabi sesudahnya. Hal itu seperti disampaikam dalam shahih Imam Bukhari dan Imam muslim, dari Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, "Ibrahim khitan pada usia 80 tahun di Al Qadum."

Imam Bukhari menerangkan, Al-Qadum (tanpa tasydid) adalah nama suatu tempat. Begitu pula Imam Al-Marwazi mengatakan, Abu Abdillah pernah ditanya benarkah Nabi Ibrahim AS mengkhitan dirinya? "Dia menjawab, "Di ujung al-Qadum."

Imam Abu Daud, Imam 'Abdullah bin Ahmad dan Harb mengatakan orang-orang pernah bertanya kepada Imam Ahmad tentang Sabda Rasulullah SAW "Ikhtatana bil Qadum." "Dia pun menjawab. "Al Qadum adalah satu tempat."

Sekelompok ulama lainnya mengatakan, orang yang meriwayatkan kata Qadum dengan takhfif berarti nama tempat. Ada pula riwayat yang menyebutkan dengan tasydid yang berarti nama alat. Ibnul Qayyim mengatakan, nemang, kisah Nabi Ibrahim Al Khalil AS diriwayatkan dengan berbagai lafaz sebagian di antaranya ada yang memberi kesan saling bertentangan. 

"Padahal alhamdulillah tidak ada pertentangan," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement