Ahad 19 Jul 2020 15:34 WIB

Puisi Sapardi Naratif, Penuh Imajinasi dan Menggugah

Duka kita tak perlu abadi, sebab karya Sapardi insya Allah lebih abadi.  

Pendiri Yayasan SDM IPTEK Habibie Center Ilham Habibie (kanan) memberikan hadiah kepada Budayawan Sapardi Djoko Damono, bersama Guru Besar FMIPA ITB Hendra Gunawan (dari kiri), Peneliti Farmasi Raymond Rubianto Tjandrawinata, dan Guru Besar Sekolah Arsitek
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Pendiri Yayasan SDM IPTEK Habibie Center Ilham Habibie (kanan) memberikan hadiah kepada Budayawan Sapardi Djoko Damono, bersama Guru Besar FMIPA ITB Hendra Gunawan (dari kiri), Peneliti Farmasi Raymond Rubianto Tjandrawinata, dan Guru Besar Sekolah Arsitek

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di mata penyair Hasan Bisri, sosok Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan terkemuka sejajar dengan Chairil Anwar. “Sapardi Djoko Damono (SDD)  adalah salah satu dari sedikit sastrawan terkemuka Indonesia. Sebagai penyair,  beliau adalah penyair papan atas bersama Chairil Anwar,  Rendra,  Sutardji Calzoum Bachri, Goenawan Mohammad,” kata Hasan Bisri dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Hasan Bisri menambahkan, puisi-puisi  Sapardi naratif,  penuh imajinasi,  dan menggugah pembaca utk melakukan pembacaan,  pemahaman dan penafsiran lebih jauh.  Bahkan inspiratif bagi perkembangan perpuisian dan kepenyairan Indonesia modern. 

“Bahkan,  karakter puisi SDD menjadi pertimbangan utk menemukan jati diri kepenyairan Joko Pinurbo, di samping Chairil, Rendra dan Goenawan Mohammad,” kata Hasan Bisri tentang sosok sastrawan yang wafat hari ini.

Hasan Bisri mengemukakan, belakangan SDD banyak juga menulis cerpen.  Juga ada novel.  “Tapi saya lebih tertarik pada puisi-puisinya.  Alhamdulillah saya mengoleksi buku-buku puisinya cukup lengkap,” tuturnya. 

“Saya bersyukur bisa mewawancarai beliau saat acara Festival Puisi Internasional 2002,” kata Hasan Bisri yang juga merupakan seorang pekerja kreatif dunia pertelevisian.

Sastrawan besar Indonesia, Prof Dr  Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada hari ini,  19 Juli 2020, pukul 09.17 WIB. Ia direncanakan dimakamkan di Bogor sore ini. 

“SDD boleh meninggalkan kita.  Tapi duka kita tak perlu abadi,  sebab karya-karyanya insya Allah lebih abadi,” tutur Hasan Bisri.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement