REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memastikan, ketersediaan stok 11 pangan strategis di Jakarta aman. Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni memgatakan, berdasarkan hasil pantauan, koordinasi, dan evaluasi kebutuhan 11 pangan strategis di Jakarta tersedia dan aman hingga akhir Idul Adha.
Perincian yang ada di Dinas KPKP DKI Jakarta dari kebutuhan beras 44 ribu ton, saat ini terdapat stok 358.199 ton; untuk daging sapi dari kebutuhan 3.568 ton, ada stok 17.388 ton; kebutuhan gula pasir 2.512 ton, ada stok 5.902 ton; kebutuhan minyak goreng 4.240 ton tersedia stok 55.634 ton; dan bawang putih kebutuhan 832 ton stok tersedia 1.095 ton.
Darjamuni menuturkan, ketersediaan pangan strategis akan terus mengalir sesuai dengan rencana bisnis Bulog, BUMD, importir dan pelaku usaha pangan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pangan di Jakarta. "Masih aman, untuk itu masyarakat Jakarta tidak perlu khawatir," ucapnya, Senin (20/7).
Sementara pangan segar yang tidak dapat disimpan lama seperti cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit merah, cabai rawit hijau, bawang merah, dan telur ayam dipastikan pasokannya masuk ke DKI Jakarta terkendali atau tersedia tanpa ada hambatan. Hanya saja, komoditas gula pasir, bawang merah, dan telur ayam sangat perlu untuk diintervensi.
Darjamuni mengatakan, beberapa komoditas pokok tersebut bisa dintervensi melalui Operasi Pasar/ Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dengan sasaran pedagang, sehingga harga dapat segera diturunkan. "Kami akan segera kordinasikan dengan instansi terkait Disperindag Koperasi UKM, Bulog dan BUMD untuk pelaksanaan OP/KPSH nya," kata Darjamuni.
Darjamuni menambahkan, untuk menjamin keamanan 11 bahan pangan penting tersebut, pihaknya akan melakukan pengawasan dan pengujian sampelnya di laboratorium. "Tujuannya memastikan bahwa pangan yang beredar terbebas dari cemaran bahan kimia berbahaya," kata Darjamuni.