REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan perusahaan farmasih asal China, Sinovac, untuk pengembangan vaksin Covid-19. Saat ini, vaksin tersebut akan diuji klinis di Biofarma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).
Wakil Dekan FK Unpad, Irvan Afriandi mengatakan saat ini vaksin tersebut memang belum bisa digunakan. " Justru agar dapat diedarkan secara aman, harus diuji dulu keamanannya melalui suatu uji klinis (clinical trial)," ujar Irvan ketika dihubungi, Senin (20/7).
Sementara menurut, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani, keberadaan vaksi yang diimpor dari perusahaan farmasi di China itu tidak melalui Pemprov Jabar. Artinya, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan langsung berkoordinasi dengan FK Unpad maupun Biofarma.
Menurut Berli, berdasarkan pernyataan para ahli vaksi Covid-19 kemungkinan baru bisa ditemukan pada 2021. Vaksin ini didapat setelah melalui serangkaian uji klinis. "Uji klinis itu memang lama bisa enam sampai tujuh bulan," katanya.
Sementara menurut Humas Bio Farma, Edwin G Pringadi, untuk informasi awal yang bisa dijawab adalah vaksin sudah diterima di Bio Farma pada Ahad (19/7). Sedangkan untuk jumlah yang diterima, sebanyak 2.400 vaksin
"Update lebih lengkapnya mohon untuk ditunggu ya," katanya.