REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas menguat lagi pada akhir perdagangan Senin, atau Selasa (21/7) pagi WIB. Tren ini melanjutkan kenaikannya akhir pekan lalu, karena lonjakan infeksi COVID-19. Harapan untuk langkah-langkah peningkatan stimulus mendukung permintaan terhadap aset-aset safe-haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 7,4 dolar AS atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada 1.817,40 dolar AS per ounce. Emas berjangka juga naik 9,7 dolar AS, atau 0,54 persen, menjadi 1.810 dolar AS per ounce pada Jumat (17/7).
Emas berjangka juga meningkat 0,50 persen untuk minggu lalu, dan naik untuk minggu keenam berturut-turut.
"Emas mendapatkan popularitas secara eksponensial sekarang, hanya karena semua aspek inflasi: kurva imbal hasil, pencetakan uang, kekhawatiran tentang ekonomi dan COVID," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.
Emas diperdagangkan di bawah puncak sepanjang masa 1.920,30 dolar AS per ounce pada September 2011. Harga terutama didorong oleh gelombang langkah-langkah stimulus moneter untuk melindungi dampak pandemi.
Tanda-tanda bahwa negara-negara Uni Eropa bersedia untuk berkompromi dengan rencana stimulus virus corona 1,8 triliun euro (dua triliun dolar AS), juga akan mempertahankan emas tetap didukung dengan baik.
Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China juga mendukung emas. Penurunan indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, memberikan dukungan tambahan untuk emas.
Kasus-kasus virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 14 juta orang di seluruh dunia. Angka terus melambung di Amerika Serikat. Para ahli di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperingatkan bahwa kasus dan kematian dapat meningkat pada musim gugur dan musim dingin ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 42,8 sen atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada 20,192 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 8,3 dolar AS atau 0,98 persen, menjadi menetap pada 857,9 dolar AS per ounce.