Selasa 21 Jul 2020 16:58 WIB

Semester I, Produksi Bijih Nikel Indonesia 15,85 Juta Ton

Mayoritas bijih nikel tersebut diserap industri smelter di dalam negeri.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan produksi nikel ore nasional hingga semester I 2020 mencapai 15,85 juta ton. Hampir seluruh produksi tersebut disalurkan untuk memenuhi kebutuhan domestik atau dalam negeri yang sejalan dengan aturan larangan ekspor bijih nikel.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral, Ditjen Minerba Yunus Saefulhak menjelaskan, dari 15,85 juta ton tersebut 13,19 juta ton diserap industri smelter dalam negeri. Sedangkan sisanya diekspor.

Baca Juga

Untuk produk turunan nikel, seperti feronikel, realisasi produksinya hingga Juni mencapai 666.696 ton yang sebagian besar dijual ke luar negeri. “Sebanyak 517.077 ton ekspor dan 177.462 ton dijual domestik,” kata Yunus, Selasa (21/7).

Produk turunan nikel ore lainnya adalah Nikel Pig Iron (NPI) yang realisasi produksinya mencapai 418.955 ton dengan penjualan ke luar negeri atau ekspor sebesar 136.192 ribu ton. Sementara penjualan ke dalam negeri lebih besar, yakni 175.700 ton.

Untuk realisasi produksi nikel matte hingga Juni 2020 mencapai 46.092 ton, hampir seluruh produksinya di jual ke pasar luar negeri atau diekspor yakni mencapai 39.705 ton.

Jika merujuk klaim Kementerian ESDM realisasi produksi nikel ore atau bijih nikel pada semester I masih jauh dari kemampuan atau kapasitas produksinya bisa mencapai 60 juta ton.

Sepanjang tahun lalu saja produksi nikel ore mencapai 52,7 juta ton atau meningkat 136 persen dari realisasi produksi 2018 sebesar 22,1 juta ton.

Sementara untuk produksi nikel matte pada  2019 sebesar 65.103 ton, turun dibanding dengan produksi tahun sebelumnya sebesar 75.708 ton. Produksi yang menurun membuat ekspor nikel matte tahun lalu hanya sebesar 64.219 ton, turun dibanding 2018 sebesar 75.708 ton.

Produksi feronikel 2019 mencapai 1.100.066 ton dengan volume ekspor sebesar 1.034.060 ton. Realisasi produksi dan ekspor feronikel tahun lalu meningkat dibanding 2018 dimana produksi dan ekspornya hanya 573.159 ton.

Untuk NPI, realiasi produksi tahun 2019 sebesar 692.429 ton sementara volume ekspor sebesar 130.170 ton. Sementara untuk tahun 2018 realisasi produksi dan ekspor NPI sebesar 323.989 ton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement