REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespons cepat terkait persoalan mundurnya beberapa organisasi besar dari program organisasi penggerak (POP). Dasco meminta agar kementerian yang dipimpin Nadiem Makariem tersebut bisa segera mengevaluasi POP.
"Kalau kemudian organisasi penggerak itu mundur berarti ada persoalan yang cukup serius di situ," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/7).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga meminta agar POP dan program serupa dalam perencanaannya dilakukan secara terbuka. Hal itu menurutnya perlu dilakukan agar tidak menimbulkan hal-hal yang negatif terhadap program tersebut.
Apalagi, imbuhnya, sektor pendidikan mengalami dampak yang cukup besar akibat pandemi Covid-19. Dana yang dialokasikan pemerintah untuk sektor pendidikan itu cukup besar yakni Rp 595 Miliar.
"Oleh karena itu saya minta Kemendikbud agar membuat program-program dengan alokasi anggaran yang besar itu dengan efektif," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ikut buka suara soal program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Ia menekankan, masih ada yang perlu dibenahi dari program tersebut.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu memandang, seluruh lembaga yang masuk dalam program ini bisa saling bertukar informasi mengenai pembinaan dan pengembangan kompetensi guru dan tenaga pendidik. "Maksud program itu bagus. Mungkin perlu lebih dirapikan dan Mendikbud sudah berjanji akan melakukan evaluasi terlebih dulu," ujar Muhadjir kepada Republika, Ahad (26/7).