REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Kejar target tes Polymerase Chain Reaction (PCR) lebih banyak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengajukan tambahan tenaga ahli operator laboratorium PCR.
Langkah ini dilakukan Dinkes Provinsi Jawa Tengah untuk mengejar target tes PCR hingga 4.991 per hari sesuai dengan instruksi Pemerintah Pusat guna melakukan screening persebaran pandemi Covid-19 di daerahnya.
Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Wibowo mengatakan, sesuai perintah Pemerintah Pusat, Jawa Tengah ditargetkan dapat melakukan tes PCR sebanyak 4.991 per hari. Untuk itu, perlu dilakukan penambahan tenaga ahli dan sarana di laboratorium.
“Bahkan bukan hanya tenaga ahli dan sarana laboratoriumnya saja, tapi juga beberapa pendukung lainnya seperti reagen untuk tes Covid-19,” ungkapnya, usai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Gedung A lantai 2 Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah, Senin (27/7).
Terkait dengan tenaga laboratorium, lanjutnya, Pemprov Jawa Tengah masih membutuhkan sekitar 20 tambahan tenaga ahli dan peningkatan kapasitas uji laboratorium tes PCR sesuai dengan apa yang diharapkan Pemerintah Pusat.
Sebab dengan laboratorium serta tenaga ahli yang ada saat ini disebutnya masih sangat kurang guna mengejar target cakupan tes PCR tersebut. Sebab laboratorium dan tenaga yang ada tersebut, Jawa Tengah baru mampu melayani sekitar 4.000 tes PCR per hari.
Selain target tes PCR, masih kata Yulianto, pihaknya juga menyampaikan pentingnya peran program Jogo Tonggo dalam menangani dampak Covid-19. Dari program tersebut masyarakat bisa aktif mendata kelompok yang rentan yang ada di lingkungannya.
Baik mulai ibu hamil, lansia, penyandang sakit tak menular dan menular. Pengelompokan tersebut untuk meminimalisir angka kematian. “Program Jogo Tonggo sangat berperan karena berbasis masyarakat dan mereka punya data kelompok warga yang perlu diprioritaskan,” tambahnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga mengamini, pentingnya untuk memaksimalkan program Jogo Tonggo dalam menghadapi Covid-19. Sehingga apa yang sidah dilaksanakan di masyarakat harus dioptimalkan lagi.
Guna menghambat penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah, pemprov juga mengundang sejumlah pakar ilmu sosial untuk menemukan formulasi edukasi yang efektif kepada masyarakat, terkait kebiasaan baru di masa pandemi.“Maka hari ini kita kumpulkan para pakar ilmu sosial, untuk mencari cara yang tepat dalam mengedukasi masyarakat. Lebih baik mengedukasi masyarakat dengan pendekatan sosial dari pada memberikan pemidanaan,” tegasnya.
Selain melelui pendekatan sosial, lanjut Ganjar, Jawa Tengah juga masih terus berupaya untuk memperbesar cakupan testing, dengan kapasitas target 4.991 per hari. Maka Jawa tengah –paling tidak—masih butuh tambahan 20 tenaga ahli laboratorium uji PCR. “Saya sudah mengajukan ke Kementrian Kesehatan dan pak Menteri Kesehatan sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu,” katanya.