REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) membukukan pertumbuhan positif pada semester pertama 2020. Hal tersebut didukung penyaluran pembiayaan dan penghimpunan DPK yang terjaga baik.
Direktur BCA Syariah Pranata menyampaikan, aset BCA Syariah per Juni 2020 tumbuh 21,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) menjadi Rp 8,5 triliun.
"Di tengah wabah Covid-19, BCA Syariah masih bisa tumbuh di atas rata-rata industri perbankan keseluruhan, maupun perbankan syariah," kata Pranata dalam paparan kinerja Semester I 2020 BCA Syariah, Senin (27/7).
Ia menyampaikan, rata-rata pertumbuhan aset BCA Syariah selama 2010-2019 (CAGR) sebesar 28,97 persen atau tumbuh di atas rata-rata tahunan Bank Umum Syariah yang tercatat sebesar 17,97 persen. Pertumbuhan aset didukung oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di Juni 2020 yang tumbuh 16,2 persen (yoy) menjadi Rp 5,7 triliun.
Komposisi pembiayaan didominasi penyaluran pembiayaan untuk segmen komersial sebesar Rp 4,3 triliun dengan porsi 76,4 persen diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 1,2 triliun dengan porsi 21,3 persen dari total pembiayaan. Kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan baik dengan Non Performing Financing (NPF) Gross di angka 0,69 persen dan NPF Net di angka 0,21 persen.
"Prinsip kehati-hatian senantiasa diterapkan BCA Syariah dalam penyaluran pembiayaan," kata Pranata.
Tingkat Loan at Risk (LaR) BCA Syariah yang berada pada posisi 6,73 persen, turun dibandingkan Juni 2019 yang tercatat 6,82 persen. Profitabilitas perusahaan meningkat secara berkesinambungan dengan perolehan laba sebelum pajak Juni 2020 sebesar Rp 37,3 miliar meningkat 8,7 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 34,3 miliar.
Sementara itu, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp 28 miliar. Di tengah likuiditas yang relatif ketat BCA Syariah masih mampu meningkatkan pertumbuhan DPK sebesar 7,46 persen menjadi sebesar Rp 6,0 triliun per Juni 2020.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menyampaikan, pertumbuhan DPK akan lebih lambat tahun ini. Karena BCA Syariah akan memanfaatkan kombinasi dana pihak pertama dan DPK untuk penyaluran pembiayaan.
"Kita akan lebih memanfaatkan suntikan modal sebesar Rp 1 triliun yang diberikan induk pada kuartal III 2019 lalu," kata John.