Selasa 28 Jul 2020 15:03 WIB

Hebitren Ponpes Jabar Mampu Bersaing di Tengah Pandemi

Bank Indonesia cabang Tasikmalaya terus mensosialisasi hebitren

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hiru Muhammad
Santri mengemas sayuran di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Senin (22/6). Pondok pesantren yang memiliki 126 produk pertanian dan peternakan tersebut menjadi pesantren percontohan (role model) di bidang agrobisnis untuk program One Pesantren One Product atau Satu Pesantren Satu Produk. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Santri mengemas sayuran di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Senin (22/6). Pondok pesantren yang memiliki 126 produk pertanian dan peternakan tersebut menjadi pesantren percontohan (role model) di bidang agrobisnis untuk program One Pesantren One Product atau Satu Pesantren Satu Produk. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pondok Pesantren di bawah serikat ekonomi pesantren di Jawa Barat kini telah mampu bersaing dalam bidang agro bisnis trutama di tengah pandemi.

Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Hidayah Ciamis Afif Ismail Sulaeman mengatakan di tahun 2020 Bank Indonesia telah memberikan bantuan kepada Holding Bisnis Pesantren (Hebitren) wilayah Jabar berupa pendirian Green House untuk mengakselarasi usaha pertanian di 10 pesantren di Jabar.

"10 pesantren yang disokong di bawah naungan Serikat Ekonomi Pesantren Jawa Barat diantaranya Baitunnajah Bandung, Al-Mushtafa Mandalasari Bandung, Najaatain Cianjur, Salafiah Sururon Garut, Assyariatul Uluum Sumedang, Minnatul Huda Purwakarta, Bahrul Ulum Ciamis, Nurul Falaah Ciamis, Riyadlul Hidayah Ciamis, dan Salafiyah Banyulana Ciamis,"ujar dia dalam webinar, Senin (27/7).

Semua pesantren tersebut dibina oleh Pondok Pesantren Al Ittifaq yang telah lebih dahulu berhasil dalam mengelola agrobisnis dan telah mandiri. AL Ittifaq sejak awal untuk memperkuat posisi pesantren sebagai penyedia bahan pangan dan sebagai distributor hasil pertanian. "Kini kami memiliki green house yang dilengkapi dengan teknologi terkini untuk percepatan agrobisnis di pesantren,"ujar dia.

Di masa pandemi ini, untuk Pesantren Riyadhlul Hidayah memfokuskan untuk menanam bahan pangan cabe merah sesuai dengan kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan. Ketika masa pandemi yang dirasa sunyi dari berbagai sisi Ponpes menganggap hal ini bukanlah sebuah kesulitan.

"Kami justru merasa hal ini adalah sebuah tantangan dan hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat terutama dalam menyediakan bahan pangan dan memperkuat ekonomi masyarakat,"jelas dia.

Sementara itu Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Tasikmalaya Heru Saptaji mengatakan pihaknya terus mengintensifkan edukasi dan sosialiasi terkait hebitren. Sinergi dan kolaborasi juga dilakukan bersama masyarakat ekonomi syariah dan tokoh ulama berpengaruh di Priangan Timur.

"Kami petakan dan identifikasi pesantren yang punya potensi besar kemudian dikembangkan dalam konteks ini berupa dukungan ekonomi syariah regional," ujar dia.

Lebih besar berikan kesempatan Ponpes di jabar diberikan kepada Ponpes di wilayah Priangan Timur. Sehingga mereka mendapatkan porsi pendampingan pengembangan Halal Value Chain lebih besar dan lebih luas.

Tentu dampaknya potensi mereka akan terbuka lebih lebar. Dukungan Bank Indonesia pun mendapatkan animo optimisme dari pimpinan pondok pesantren.

Apalagi setelah mendapat gambaran tentang HVC sehingga ketenangan dan kenyamanan ekonomi produktif lebih terjaga. Mereka juga mendapatkan jaminana pemasaran yang sesuai dengan landasan psirnsip syariah. Hingga saat ini konsep tersebut pun mengena di wilayah Priangan Timur.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement