REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah guru di Kabupaten Garut merasa tersinggung dengan pernyataan salah satu netizen melalui akun Facebook-nya. Dalam akun pribadinya, netizen dengan nama Dede Iskandar membuat pernyataan bahwa para guru menerima gaji buta selama pandemi Covid-19.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Garut, Mahdar Suhendar mengatakan, para guru merasa terhina dengan pernyataan Dede Iskandar. Kendati demikian, pihaknya berusaha untuk memediasi para guru dengan pihak pembuat status.
"Kakaknya juga tidak terima dengan unggahan adiknya dan sudah minta maaf. Soalnya dia juga sama guru," kata dia, Selasa (28/7).
Namun, mediasi tak berjalan lancar. Sebab, banyak guru yang datang ke PGRI Kabupaten Garut dan marah. Karena itu, mediasi tak bisa dilaksanakan dengan kondusif.
"Guru juga tetap manusia. Kami juga harus jaga keamanan dia (Dede Iskandar). Dia sudah minta maaf, tapi tetap para guru mau," kata Mahdar.
Ihwal proses hukum yang dituntut para guru, Mahdar mengatakan, saat ini pihaknya masih berdiskusi untuk mengambil langkah lanjutan. Menurut dia, jika para guru tetap ingin melaporkan kasus itu ke polisi, PGRI akan memfasilitasi.
Sebelumnya, akun Facebook salah seorang warga Garut atas nama Dede Iskandar membuat status yang menjadi kontroversi. Dalam statusnya, ia menulis, "Nagara ngagajih buta ieu mah, hayoh we sakolah diliburkeun, kudunamah guru nage ulah digajih meh karasaeun sarua kalaparan. (Ini mah negara menggaji buta. Sekolah terus diliburkan, seharusnya gurunya tidak digaji agar merasakan juga kelaparan)."