REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) mengungkapkan alasan denda 10 juta euro untuk Manchester City. Menurut CAS, City telah berusaha menghalangi investigasi terhadap keuangan klub.
Meskipun, dokumen sebanyak 93 halaman membuat the Citizens lolos dari sanksi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua tahun, yang diberikan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
''Mayoritas panel melihat bahwa Manchester City FC gagal bekerja sama dengan investigasi CFCB, yang merupakan pelanggaran berat,'' jelas CAS dikutip dari ESPN, Rabu (29/7).
CAS menyatakan, sikap City itu seharusnya dikecam dan diharapkan ada denda yang lebih besar agar klub lain patuh dengan aturan Financial Fair Play (FFP), untuk ikut Liga Champions dan Liga Europa. Di sisi lain, CAS juga menekankan kalau UEFA tidak boleh memberikan hukuman secara sembrono.
Apalagi sanksi yang dijatuhkan terhadap City diklaim hanya berdasarkan bocoran e-mail. E-mail itu menunjukkan pemilik City diduga menipu UEFA dengan melebihkan kesepakatan iklan dari 2012-2016, dan menyembunyikan sumber pendapatan yang dikaitkan dengan perusahaan yang mendapat bantuan dari negara asal, Abu Dhabi.
City menghadirkan bukti ke panel CAS, yang tidak diberikan ke UEFA, dan itu berdampak pada keputusan untuk membebaskan klub Liga Primer Inggris itu dari hukuman. Pernyataan awal CAS menyebut City tidak menyamarkan pendanaan ekuitas sebagai kontribusi sponsor. Namun, pada pendanaan dari perusahaan komunikasi Abu Dhabi yang mensponsori City.
CAS menyebut dalam putusannya bahwa tuduhan terkait pendanaan ekuitas disamarkan karena kontribusi sponsor dari Etisalat saat itu dilarang.