Rabu 29 Jul 2020 13:42 WIB

Covid-19 Turunkan Jumlah Pequrban di Rwanda

Covid-19 mempengaruhi kondisi keuangan Muslim Rwanda.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Covid-19 Turunkan Jumlah Pequrban di Rwanda. Ilustrasi hewan qurban.
Foto: EPA-EFE / SHAHZAIB AKBER
Covid-19 Turunkan Jumlah Pequrban di Rwanda. Ilustrasi hewan qurban.

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat di Rwanda. Hal itu juga berimbas pada menurunnya jumlah pequrban yang akan memotong hewan pada hari raya Idul Adha mendatang. 

Penasihat Mufti Rwanda, Syekh Sulaiman Mbarushimana mengatakan berdasarkan data yang dimilikinya pada tahun ini ada hanya sekitar 1.500 hewan qurban yang akan disembelih di Rwanda. Jumlah hewan qurban tahun ini turun drastis.

Baca Juga

Tahun-tahun sebelumnya jumlah pemotongan hewan qurban mencapai 3.000-5.000 ekor hewan kurban. Menurut Mbarushimana, hal itu disebabkan dampak pandemi yang berpengaruh pada keuangan Muslim.

“Covid-19 telah mempengaruhi ekonomi dan dengan itu mengurangi kemampuan mereka yang akan membeli hewan qurban untuk disembelih dalam jumlah besar. Negara-negara Arab biasanya mengirim dukungan keuangan kepada Muslim Rwanda untuk membeli hewan qurban untuk Idul Adha, tetapi tahun ini, mereka tidak dapat mengirim banyak karena tantangan pandemi. Bahkan di Rwanda secara lokal, Muslim yang membeli hewan kurban tahun ini jumlahnya rendah," kata Mbarushimana, seperti dilansir The New Time, Rabu (29/7).

Di lain sisi, Mbarushimana mengimbau umat Islam memperhatikan penerapan jaga jarak sosial dalam pelaksanaan Sholat Idul Adha yang akan berlangsung Jumat (31/7) mendatang. Ia juga meminta Muslim menghindari pertemuan atau kunjungan antar rumah selama hari raya. Pelaksanaan sholat Idul Adha akan berlangsung di Masjid Kacyiru di Kagali. Sholat Idul adha akan dipimpin langsung oleh Mufti Salim Hitimana.

Masjid-masjid lainnya yang diizinkan dibuka lagi, diharapkan bisa menampung jamaah dengan tetap menerapkan protokol pencegahan pandemi. Menurut Mbarushimana, sejauh ini hanya lima masjid yang telah dibuka di negara itu. Ada beberapa masjid lainnya yang juga siap untuk dibuka lagi. Mbarushimana juga meminta umat menjadikan Idul Adha sebagai momentum berdoa dengan sungguh-sungguh agar dimudahkan situasi menghadapi Covid-19 baik untuk Rwanda maupun seluruh dunia.

"Karena Idul Adha sebagai hari yang luar biasa untuk mengingat pengorbanan Ibrahim, kita harus menggunakannya untuk berdoa, meminta Tuhan untuk memudahkan situasi di Rwanda dan seluruh dunia, berdoa agar mendapatkan kesembuhan dan vaksin untuk Covid-19, ”katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement